Suara.com - Sebanyak 13.000 orang demonstrasi di Paris, Minggu (4/9/2016) waktu setemppat. Mereka memprotes kasus kejahatan yang menargetkan masyarakat Tionghoa di Prancis.
Demo ini dilakukan setelah seorang desainer Cina tewas setelah di rampok bulan lalu. Dalam demo itu, ribuan orang mengibarkan bendera Prancis dan menggunakan kaos bertuliskan 'hentikan kekerasan, perampokan dan ketidakamanan'.
Demo itu dilakukan di Bastille, Aubervilliers di Timur Paris.
Chaoling Zhang, seorang desainer tekstil berusia 49 tahun tewas bulan lalu setelah 5 hari dalam keadaan koma. Dia diserang di Paris, tepatnya di pinggiran utara Aubervilliers oleh 3 orang. Awalnya ketiga orang itu mencuri tas Zhang.
Anggota komunitas Cina yang besar Aubervilliers ', rumah bagi banyak imigran Cina, mengatakan bahwa kematian Chaolin Zhang adalah yang terbaru dalam serangkaian serangan yang ditargetkan.
"Orang-orang di sini marah. Kita tidak bisa merasa nyaman di jalan," kata salah satu demonstran, Wang Yunzhou.
Aubervilliers memiliki populasi 77.500 orang. Kawasan itu merupakan rumah bagi komunitas Cina di Prancis. Mereka berbisnis garmen. Sementara di Prancis ada 600.000 Tionghoa.
Kejahatan yang menyasar orang Cina di Prancis bukan pertama kali. Bulan lalu juga ada 27 wisatawan Cina dirampok. (Reuters)