Suara.com - Dalam dakwaan abang penyanyi Saipul Jamil, Samsul Hidayatullah, ketua tim pengacara Saipul Jamil, Kasman Sangaji dan anggota kuasa hukum Berthanatalia Ruruk Kariman terungkap tindakan hakim tinggi Karel Tupu dan ketua majelis hakim kasus Saipul, Ifa Sudewi.
Karel Tupu adalah hakim tinggi pada Pengadilan Tinggi Jawa Barat yang merupakan suami dari terdakwa Berthanatalia. Dalam dakwaan terungkap bahwa Karel yang menyarankan Bertha untuk menemui Ifa saat mengurus perkara Saipul.
"Pada tanggal 10 Mei 2016 sekitar pukul 06.00 WIB Berthanatalia menerima telepon dari Karel Tupu (suaminya) yang menanyakan tentang persidangan perkara Saipul Jamil, kemudian Berthanatalia memberitahukan akan menemui Ifa Sudewi pagi-pagi, selanjutnya Karel menyarankan agar menemui Ifa secara langsung tanpa melalui perantara orang lain," kata jaksa penuntut umum KPK Dzakiyul Fikri.
Dalam perkara ini, Samsul, Bertha dan Kasman didakwa menyuap Rohadi selaku panitera pengganti Pengadilan Negeri Jakarta Utara dan ketua majelis hakim Ifa Sudewi sebesar Rp300 juta.
Selain perbuatan Karel, dakwaan juga mengungkapkan sejumlah perbuatan yang dilakukan Ifa Sudewi yaitu bertemu dengan Bertha baik sebelum maupun setelah putusan. Ifa saat perkara itu terjadi adalah Wakil Ketua PN Jakut sedangkan saat ini menjadi Ketua PN Sidoarjo, Jawa Timur.
Pertemuan pertama berlangsung pada 13 Juni 2016.
"Pada sekitar pukul 09.00, terdakwa dihubungi oleh Berthanatalia yang memberitahukan telah bertemu dengan Ifa Sudewi di kantor PN Jakut dan mendapat beberapa arahan terkait perkara Saipul antara lain eksepsi tim penasihat hukum dinilai sudah memasuki pokok perkara, perkara Saipul berat karena korbannya anak dan dipantau oleh KPAI, tim penasihat hukum disarankan dapat membuktikan Dede Sulton bukan anak-anak sehingga Ifa dapat membantu dengan menggunakan Pasal 292 KUHP dan menjatuhkan putusan seringan-ringannya di putusan akhir," ungkap jaksa.
Selanjutnya pada 8 Juni 2016, Bertha bersama Rohadi bertemu dengan Ifa Sudewi di PN Jakut. Isi pertemuan itu pada pokoknya ada permintaan uang sebesar Rp500 juta untuk putusan pidana selama 1 tahun.
Meski Kasman menanyakan apakah masih bisa turun dan dijawab oleh Bertha tidak bisa dengan alasan terlalu beresiko karena putusannya terjun bebas dari 7 tahun menjadi 1 tahun.
Pertemuan lain adalah sekitar 13 Juni 2016, Bertha menemui Ifa Sudewi di ruang kerjanya dan menanyakan putusan perkara Saipul Jamil. Pada pertemuan itu Bertha memperoleh penjelasan dari Ifa Sudewi yang pada pokoknya perkara Saipul berdasarkan pasal 82 UU perlindungan anak tidak terpenuhi dan dibuktikan dengan pasal 292 KUHP dengan vonis sekitar 3 tahun.
Terhadap putusan itu, Rohadi menjawab dengan mengatakan "ikutin.. ikutin saja".
Setelah Bertha bertemu dengan Ifa Sudewi, kemudian memberitahu Rohadi melalui telepon dan SMS bahwa putusannya setengah, yang ditanggapi oleh Rohadi dengan mengatakan ya udah pokoknya nanti diperjuangkan".
Baik Karel maupun Ifa belum menjadi tersangka dalam perkara ini.
Perbuatan Bertha, Kasman dan Samsul tersebut diancam pidana sebagaimana diatur dalam pasal 6 ayat 1 huruf a atau pasal 5 ayat 1 huruf b atau pasal 13 UU No 31 sebagaimana diubah dengan UU No 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.
Pasal tersebut mengatur tentang memberi atau menjanjikan sesuatu kepada hakim dengan maksud untuk mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili dengan ancaman pidana penjara paling singkat 3 tahun dan paling lama 15 tahun serta denda paling kecil Rp150 juta dan paling banyak Rp750 juta.
Terhadap dakwaan itu, Bertha dan Kasman tidak mengajukan nota keberatan (eksepsi) sedangkan Samsul mengajukan nota keberatan yang akan disampaikan pada 5 September. (Antara)
Mereka yang Terlibat Dalam Kasus Suap Saipul Jamil
Rabu, 31 Agustus 2016 | 19:44 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Ngaku Ludes Rp600 Juta Karena Oknum, Lina Mukherjee Bongkar Jasa Saipul Jamil
13 Desember 2024 | 17:23 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI