AS: Turki Memang Beli Minyak ISIS, Tapi...

Liberty Jemadu Suara.Com
Sabtu, 05 Desember 2015 | 07:48 WIB
AS: Turki Memang Beli Minyak ISIS, Tapi...
Foto yang memperlihatkan serangan Rusia terhadap target ISIS di Suriah di hari pertama agresi Rusia. (Reuters/Departemen Pertahanan Federasi Rusia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Amerika Serikat, pada Jumat mengakui bahwa ada minyak mentah dari wilayah-wilayah Suriah yang dikuasai ISIS yang diselundupkan ke Turki. Tetapi AS mengatakan bahwa jumlah minyak itu tak cukup untuk menghasilkan keuntungan.

Keterangan dari seorang pejabat senior di Kementerian Luar Negeri AS itu merupakan jawaban atas tudingan Rusia. Pada pekan ini Kementerian Pertahanan Rusia menuding Erdogan dan keluarganya meraup untung dari penyelundupan minyak ISIS. Erdogan membantah tudingan itu dan mengatakan rela lengser jika tudingan itu terbukti.

Pejabat senior yang diwawancarai dalam kondisi anonim oleh Reuters itu mengatakan bahwa AS yakin sebagian besar minyak dari wilayah ISIS diselundupkan ke wilayah-wilayah yang dikuasai pemerintah Suriah dan sebagian lagi ke Irak.

"Analisis kami menunjukkan bahwa tidak banyak minyak yang diselundupkan dari wilayah ISIS ke Turki," kata pejabat tersebut, "Volumenya sangat sedikit dan jumlahnya terus berkurang."

Pejabat itu memperkirakan, bahwa untuk mengangkut 20.000 barel minyak ke Turki setiap harinya, diperlukan 10.000 unit truk, dan jumlah mobil sebanyak itu belum pernah terlihat melintas perbatasan antara Turki.

"Secara ekonomi ini tak masuk akal," kata dia.

Meski ada minyak ISIS yang masuk ke Turki, tetap menurut pejabat tersebut jumlahnya tak cukup signifikan untuk menghasilkan keuntungan.

"Hampir seluruh minyak itu dikonsumsi di dalam wilayah yang dikendalikan oleh Suriah dan dalam perdangangan dengan rezim Bashar al Assad," kata dia.

AS, Prancis, dan Inggris diketahui telah membom ladang-ladangn minyak yang dikuasi ISIS di Suriah untuk memotong sumber-sumber pendanaan bagi kelompok teroris tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI