Suara.com - Di tengah kisruh bau sampah Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Bantargebang antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Kota Bekasi, kegiatan warga Kota Depok, Jawa Barat, ini patut ditiru.
Warga RW 13 Perumahan Mutiara Depok, Sukmajaya, memilah-milah sampah rumah tangga sebelum dibuang.
"Warga wajib memilah sampahnya sendiri. Setiap rumah punya tiga tempat sampah organik, residu, dan daur ulang," kata ibu rumah tangga yang menjadi pengurus Bank Sampah Mutiara Berkah, Muli Anwar, Rabu (4/11/2015).
Muli mengatakan setelah dipilah-pilah, sampah organik diambil tim sampah untuk dibuat kompos. Kemudian sampah residu akan diangkut petugas kelurahan untuk dikirim ke tempat pembuangan akhir sampah.
Sedangkan sampah jenis daur ulang, katanya, akan dijual yang uangnya bisa diambil menjelang lebaran.
"Kalau pemilahan sampah sudah benar residu hanya 20 persen dari total sampah. Bayangkan berapa tempat yang dihemat di TPA. Selain itu daur ulang mendatangkan rupiah," kata Muli kepada Suara.com.
Bayangkan kalau semua warga Jakarta punya kesadaran seperti itu. Pasti, beban Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Bantargebang berkurang. Selama ini, Bantargebang menampung sampah warga Ibu Kota sekitar enam ribu ton per hari.