Kakak Korban Meninggal Ledakan Amunisi, Histeris di Mintoharjo

admin Suara.Com
Rabu, 05 Maret 2014 | 22:32 WIB
 Kakak Korban Meninggal Ledakan Amunisi, Histeris di Mintoharjo
Korban ledakan gudang amunisi TNI AL, Tanjung Priok, tiba di RS Mintoharjo, Jakarta, Rabu (5/3).[SUARA.COM/Bagus Santosa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setiawati, wanita paruh baya yang datang ke RSAL Mintoharjo itu histeris, begitu mengetahui adiknya sudah tak bernyawa lagi, akibat menjadi korban ledakan gudang amunisi Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL di Pulau Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Imam Syafii, nama lelaki nahas itu. Ia menjadi satu-satunya korban meninggal dalam peristiwa tragis Rabu (5/3/2014) pagi tadi.

Awalnya, ketegaran mendampingi Setiawati saat menyambangi Mintoharjo. Di sana, wanita yang mengenakan kerudung itu langsung mengurut nama-nama korban di papan pengumuman.

"Lho, Ini kok ditulis Syadii, harusnya Syafii," kata Setiawati sambil menunjuk papan pengumuman, di RSAL Mintoharjo, Jakarta, Rabu (5/3/2014) petang.

"Syadii ibu," terang seorang perawat RS.

"Alamatnya, Bekasi utara bukan bu?" tanya wartawan kepada Setiawati untuk memastikan.

"Iya," ucap Setiawti pelan.

"Jenazahnya sudah dibawa istrinya setelah disalatkan sore tadi," celetuk seorang wartawan memberitahu.

Mendengar kalimat itu, Setiawati pun langsung gontai, hingga terjatuh. Sejurus kemudian, ia berteriak histeris, tak percaya akan kabar yang didapatnya.

"Tenang bu, tenang," kata seorang perawat.

Namun, Setiawati malah makin menjadi-jadi. Histerisnya tambah memuncak sebelum akhirnya pingsan.

Melihat hal itu, perawat yang berada di samping Setiawati segera memberikan bantuan pernapasan. Setiawati pun kembali tersadar, dan mulai sedikit tenang.

"Astagfirullah, astagfirullah, ya Allah, ya Allah," ucap Setiawati sambil berderai air mata.

"Adik saya cuma satu," rintih Setiawati.

"Ayo kita pulang pah," ajak Setiawati kepada suaminya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI