Suara.com - Membuat keputusan untuk menjadi lajang sementara atau seumur hidup bukan suatu hal yang salah. Ada banyak keuntungan atau manfaat yang bisa dirasakan mereka yang melajang hingga usia pertengahan.
Bahkan sosiolog dari New York University, Eric Klineberg mengatakan dalam bukunya "Going Solo" bahwa status lajang sering menjadi cambuk kesuksesan bagi sebagian orang. Berikut beberapa manfaat menjadi lajang seperti diungkapkan Eric yang dilansir dari laman Independent.co.uk.
1. Cenderung lebih banyak teman
Penelitian menunjukkan bahwa, dibandingkan dengan orang yang sudah menikah, mereka yang lajang cenderung lebih banyak teman, menjaga hubungan dengan keluarga serta lebih aktif dalam kegiatan sukarelawan.
Menurut survei orang lajang menghabiskan rata-rata 12 menit sehari untuk tetap berhubungan dengan orang lain dengan menelepon, chat atau email. Sedangkan orang yang sudah menikah menghabiskan rata-rata 7,8 menit sehari untuk tetap berhubungan dengan teman atau keluarga mereka.
2. Cenderung punya lebih banyak waktu untuk dirinya sendiri
Klinenberg juga percaya bahwa di era perluasan media digital seperti sekarang, menjadi lajang menawarkan keuntungan yang jelas bagi diri sendiri. Waktu yang lebih membantu mereka menemukan siapa mereka dan tujuan hidup mereka.
"Hidup sendiri membantu kita mengejar nilai-nilai modern yang sakral, kebebasan individu, kontrol pribadi, dan realisasi diri," tulis Klinenberg.
3. Cenderung menghabiskan lebih banyak waktu untuk bersantai
Keuntungan lain dari melajang adalah memiliki banyak waktu untuk rekreasi dibandingkan mereka yang sudah menikah. Survei menyebut orang lajang menghabiskan rata-rata 5,56 jam sehari untuk keseluruhan aktivitas rekreasi, dibandingkan dengan mereka yang menikah menghabiskan rata-rata 4,87 jam sehari untuk bersantai.
4. Gaji lebih besar
Sebuah studi baru-baru ini yang dilakukan tim dari University of Virginia menemukan bahwa perempuan lajang usia 28-30 tahun memperoleh penghasilan Rp 17.8 juta lebih tinggi per tahunnya dibandingkan mereka yang menikah. Sedangkan perempuan lajang usia 44-46 tahun menghasilkan pendapatan Rp 19.5 juta lebih tinggi per tahunnya ketimbang perempuan yang sudah menikah pada rentang usia yang sama.
5. Cenderung lebih sering olahraga
Peneliti dari University of Maryland menemukan bahwa lelaki dan perempuan usia 18 hingga 64 tahun yang lajang cenderung lebih sering olahraga setiap minggunya daripada mereka yang sudah menikah atau telah bercerai. Studi lain menemukan bahwa lelaki yang menikah 25 persen lebih mungkin mengalami kelebihan berat badan atau obesitas dibandingkan lelaki lajang.
Tak Selalu Menyedihkan, Ini Lima Keuntungan Melajang
Selasa, 19 September 2017 | 15:54 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Di Mana Fadly Faisal, Pesta Lajang Thariq Halilintar Jadi Sorotan karena Bukan Terdiri dari Orang Terdekat?
15 Juli 2024 | 14:34 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Lifestyle | 22:00 WIB
Lifestyle | 21:07 WIB
Lifestyle | 20:46 WIB
Lifestyle | 19:52 WIB