Si Kecil Mendengkur? Waspadai Masalah Ini

Minggu, 14 Mei 2017 | 18:48 WIB
Si Kecil Mendengkur? Waspadai Masalah Ini
Ilustrasi bayi tidur. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jika si kecil mendengkur setidaknya empat kali dalam seminggu, dengkurannya mungkin mungkin tampak sangat tidak berbahaya. Namun, Kidspot lewat Dr David McIntosh, seorang pakar THT yang diakui secara internasional dan mengkhususkan diri dalam pediatri menjelaskan jika pernafasan adalah proses otomatis yang dikendalikan oleh otak.

"Dengan memantau kadar kimia dalam darah, otak bisa bekerja jika pernapasannya bekerja dengan baik. Ada alasan mengapa bayi mendengkur, dan tidak semuanya menimbulkan kekhawatiran. Jika sinyal ke otak menunjukkan bahwa ada sesuatu yang salah, otak bisa mengubah laju pernapasan menjadi kompensasi," ungkapnya.

"Masalah penyumbatan jalan nafas, bahkan jika otak mengenali ada masalah, membuat usaha bernapas sangat sedikit. Lebih jauh lagi, penyumbatan pada pernapasan mengakibatkan kadar oksigen dalam darah menurun. Ini adalah sesuatu yang otak tidak suka sama sekali," lanjutnya.

Ketika otak menemukan dirinya kekurangan oksigen, maka ia mulai panik dan dapat memicu beberapa masalah.

Ada beberapa kondisi medis yang berhubungan dengan mendengkur. Melalui penelitiannya dan dengan mengamati anak-anak yang biasanya mendengkur, Dr. McIntosh telah melihat bukti berkurangnya perhatian, tingkat masalah sosial dan kecemasan yang lebih tinggi, gejala depresi, disfungsi kognitif, masalah memori dan masalah dengan pemikiran melalui berbagai hal secara logis.

Kemudian, ada penelitian yang jauh lebih besar dengan memantau 1.000 anak-anak selama periode enam tahun yang dimulai pada usia enam bulan.

Temuannya mengkhawatirkan. Anak-anak yang mendengkur, bernapas melalui mulut, atau mengalami sleep apnea memiliki insiden masalah perilaku yang lebih tinggi. Bahkan 50 sampai 90% lebih mungkin untuk mengembangkan gejala mirip ADHD daripada pernapasan normal.

"Anak-anak yang paling menderita akibat tertidur tidak teratur pada usia sekitar dua setengah tahun memiliki risiko tertinggi untuk hiperaktif, dan anak-anak yang berhenti mendengkur dari waktu ke waktu, masih cenderung memiliki masalah daripada anak-anak yang Tidak pernah mendengkur. Jadi, jika anak mendengkur, penting untuk memeriksanya sesegera mungkin," tambah Dr McIntosh seperti yang dikutip dari Mirror.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI