Suara.com - Di zaman yang serba maju seperti saat ini, orang lebih banyak menghabiskan waktu dengan gadget ketimbang berinteraksi tatap muka dengan orang lain. Ini pula mengapa muncul fenomena curhat di media sosial belakangan ini.
Kebanyakan orang melampiaskan emosi yang dirasakan baik sedih, marah, kecewa hingga bahagia di media sosial. Mereka meyakini bahwa melampiaskan stres di media sosial dapat menjadi cara efektif untuk meredakannya.
Namun hal ini dibantah psikolog UI, Endang Mariani Rahayu. Ia berpendapat, media sosial justru dapat menambah beban stres yang dialami seseorang.
"Teman di dunia maya dan di dunia nyata berbeda. Ketika kita melampiaskan emosi di media sosial maka ada teman atau pihak yang memberi komentar. Kalau komentarnya negatif maka justru dapat menambah stres dan tidak menyelesaikan masalah," ujarnya pada temu media di Jakarta, Rabu (22/3/2017).
Baca Juga: Pengalaman Rossa Nonton Konser Adele di Australia
Ketimbang curhat di media sosial, Endang menyarankan agar seseorang menceritakan keluh kesahnya dengan orang terdekat secara langsung. Cara ini sudah terbukti menurut penelitian dapat menurunkan risiko stres daripada curhat di media sosial.
"Makanya perempuan itu sering curhat kalau sedang stres. Beda dengan lelaki yang mungkin dianggap cengeng kali ya kalau cerita. Ini juga alasan mengapa bunuh diri lebih sering dilakukan lelaki dibanding perempuan, karena kaum hawa lebih mampu merilis stres," pungkas Endang.