Cuma 10 Persen yang Terawat, WWF Ajak Masyarakat Awasi Laut

Kamis, 02 Maret 2017 | 16:55 WIB
Cuma 10 Persen yang Terawat, WWF Ajak Masyarakat Awasi Laut
WWF meluncurkan kampanye bertajuk #TemanTamanLaut di Jakarta, Kamis (2/3/2017). (Suara.com/Risna Halidi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Organisasi konservasi WWF mengajak masyarakat Indonesia khususnya pengguna ponsel pintar android untuk ikut aktif dalam memberikan penilaian dan pengawasan di wilayah konservasi bahari.

WWF mencatat, ada 165 kawasan bahari di Indonesia dengan luas sekitar 17.9 juta Ha. Sayangnya, hanya 10 persen dari kawasan konservasi tersebut yang bisa dikatakan terawat dan bebas dari sampah laut.

Melalui aplikasi ponsel pintar bertajuk Marine Buddies, WWF berharap masyarakat akan berkontribusi dengan ikut melaporkan kondisi terkini 165 kawasan bahari sembari menikmati alamnya.

"Kita bisa berkontribusi dalam berbagai bentuk, seperti melaporkan sesuatu yang tidak ramah lingkungan. Jika kita seorang diver, kita juga bisa membantu memasukkan data mengenai ikan. Itu salah indikator kesehatan karang. Aplikasi ini sangat membantu konservasi," tutur Dewi Satriani, Champaign & Mobilization Manager WWF Indonesia.

Aplikasi Marine Buddies sendiri diciptakan, karena WWF prihatin dengan banyaknya sampah laut yang ada di wilayah konservasi bahari Indonesia.

"Ada belasan juta ton sampah setiap tahun dari Indonesia dan Indonesia merupakan negara kedua penyumbang sampah laut," ungkap Trinity, seorang blogger sekaligus penulis buku kenamaan yang hadir sebagai salah satu narasumber.

Selain meluncurkan aplikasi berbasis android dan iOS, WWF didukung oleh public figure seperti Ramon Tungka, Nadine Chandrawinata, Trinity dan Devina Mahendriyani juga menggalakkan kampanye bertajuk #TemanTamanLaut.

"Mudah-mudahan, kita semua sebagai tuan rumah bumi Nusantara memberikan kontribusi yang baik bagi Indonesia," kata Ramon dalam sambungan Skype dengan pewarta.

Melalui aplikasi ini, nantinya laporan dan penilaian masyarakat akan disampaikan ke kementrian terkait seperti kementerian lingkungan hidup dan kehutanan. "Ini adalah kontribusi dari publik untuk kawasan konservasi alam," sambung Dewi.


REKOMENDASI

TERKINI