Vape Lebih Aman dari Rokok? Ini Kata Dokter

Senin, 30 Januari 2017 | 11:18 WIB
Vape Lebih Aman dari Rokok? Ini Kata Dokter
Salah satu jenis vape yang beredar di pasaran. (Gambar bawah) Seorang lelaki paruh baya tengah menikmati vape [Suara.com/Syaiful Rachman]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Saat ini banyak orang beralih dari rokok konvensional ke rokok elektrik, atau yang dikenal dengan sebutan vape. Mereka yang beralih ke vape beralasan bahwa vape lebih aman dibandingkan dengan rokok yang selama ini kita kenal.

Namun, alasan mayoritas para pengguna vape tersebut bisa jadi hanya sebuah pembenaran diri semata. Pasalnya, vape dan rokok sama-sama berbahaya.

Menurut Dr. dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K)., selaku Ketua Divisi Penyakit Paru Kerja dan Lingkungan RSUP Persahabatan,  jika ditilik dari sisi kandungannya vape dan rokok konvensional sama-sama berbahaya bagi kesehatan.

"Kedua jenis rokok ini sama-sama mengandung nikotin, karsinogen dan radikal bebas. Tapi vape diklaim lebih aman dari rokok konvensional karena belum ada data penyakit pada perokok vape," ujar dia pada temu media belum lama ini.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dr Agus menambahkan, perokok vape tetap memiliki risiko kesehatan seperti perokok konvensional karena kandungannya yang sama.

Misalnya, zat karsinogen di dalam vape yakni gliserol yang dapat memicu kanker. Sedangkan nikotin, seperti kita tahu dapat menyebabkan adiksi yang membuat seseorang sulit berhenti merokok.

"Risiko penyakit akibat paparan asap vape ini tergantung berapa lama dan berapa besar pajanan. Semakin sering terpapar, semakin besar terpajan, maka risiko mengidap penyakit semakin tinggi," ujar dia.

Sejauh ini, berdasarkan pengalamannya berpraktik di RSUP Persahabatan, Agus menemukan beberapa pasien perokok vape yang mengidap gangguan paru dan asma. Risiko penyakit lainnya masih diteliti karena tren merokok vape cenderung baru di Indonesia.

"Rata-rata penyakit muncul ketika kebiasaan merokok dilakukan 10 tahun. Jadi ya tinggal tunggu waktu saja seperti pada perokok aktif," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI