Suara.com - Membawa oleh-oleh saat pulang dari bepergian salah satu kebiasaan yang banyak dilakukan oleh para wisatawan. Khususnya bagi wisatawan dari Indonesia.
Asisten Deputi Tata Kelola Destinasi dan Pemberdayaan Kementerian Pariwisata Oneng Setya Harini menjelaskan lebih dari 95 persen masyarakat Indonesia, tak pernah lupa pulang tanpa membawa oleh-oleh.
"Wisatawan nusantara itu lebih konsumtif. Kecenderungannya lebih banyak belanja ketika bepergian daripada wisatawan asing. Ini tentu menjadi potensi yang luar biasa," kata Oneng dalam sambutannya di acara 'Blue Band Master Oleh-oleh 2016' di Jakarta, Rabu (14/12/2016).
Uniknya, lanjut dia, tiga dari empat orang Indonesia, memilikih produk makanan atai kue sebagai oleh-oleh, baik untuk keluarga dan kerabatnya. Hal ini, kata Oneng juga sejalan dengan data yang menjelaskan, bahwa 40 persen anggaran perjalanan, mereka habiskam untuk kuliner, baik untuk makan dan oleh-oleh.
Seperti halnya dua sisi koin, Oneng menekankan bajwa hal ini tidal hanua menguntungkan pelaku industri bakery dan pastry saja. Tetapi juga berkontribusi bagi sektor pariwisata dan perekonomian Indonesia.
"Produk jajanan nusantara dapat mendukung pengembangan pariwisata. Saat ini, sektor pariwisata Indonesia telah berkontribusi sekitar 4 persen dari total perekonomian atau PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia dan diharapkan ini akan terus meningkat," tambahnya.
Karenanya, ia berharap, industri oleh-oleh di Indonesia, dapat melakukan inovasi untuk menghadirkan beragam produk lagi yang memanfaatkan kearifan lokal. Selain cita rasa, kata Oneng, faktor kebersihan dan kesehatan produk harus benar-benar diperhatikan.