Liburan kini bukan hanya sebagai kebutuhan tersier lagi. Banyak orang menganggap liburan sebagai kebutuhan pokok yang setidaknya bisa dilakukan minimal sekali dalam setahun.
Biasanya orang menjadikan liburan sebagai sarana penghilang stres dari aktivitas sehari-hari. Dan tampaknya pada 2017 mendatang, solo travelling atau liburan seorang diri akan menjadi tren yang banyak dipilih orang untuk memanjakan diri.
Ya, survei yang dilakukan situs BookYogaRetreats.com menemukan bahwa 51 persen responden tertarik untuk menjajal liburan seorang diri tanpa teman atau keluarga yang mendampingi.
Menurut pendiri aplikasi perjalanan Zipskee, Evan Hung, peningkatan tren solo travelling terjadi karena kemudahan akses informasi mengenai suatu destinasi wisata melalui gadget.
"Orang menjadi versi terbaiknya ketika mereka bepergian sendirian. Mereka akan terpancing untuk mencoba hal-hal baru yang sebelumnya tak berani mereka lakukan," ujar Hung.
Ia mengatakan, perkembangan teknologi memaksa terjadinya perubahan, termasuk keberanian seseorang untuk menjelajah belahan dunia lainnya. Mereka bisa mendapatkan info tempat tinggal dengan biaya sesuai budget, tempat makan yang enak dan akses menuju lokasi wisata dengan bantuan gadget.
"20 tahun lalu orang akan kesulitan mencari tahu cuaca di negara yang ingin dituju, dimana penginapan dengan harga terjangkau dan kuliner khas yang ingin mereka cicipi. Tapi kini beragam aplikasi memudahkan langkah mereka," tambah dia.
Hung menambahkan, solo travelling juga memberi kebebasan bagi wisatawan untuk pergi kemanapun dan melakukan apapun yang membuatnya bahagia.
"Tapi Anda harus memastikan semua dokumen yang dibutuhkan untuk bepergian lengkap. Pastikan paspor Anda masih berlaku dan cek apakah negara tujuan Anda membutuhkan visa perjalanan. Menjadi solo traveller akan mengasah kemandirian Anda," tambah dia.
Sebagai permulaan, Hung merekomendasikan beberapa negara tujuan seperti Australia, Selandia Baru, Kanada, Thailand, Vietnam dan Costa Rica, jika Anda berencana untuk melakukan 'Solo Travelling'.