Mereka Lestarikan Kopi Nusantara Lewat "Latte Art"

Sabtu, 08 Oktober 2016 | 08:41 WIB
Mereka Lestarikan Kopi Nusantara Lewat "Latte Art"
Komunitas Indonesian Latte Art Artist (ILAA). (Foto: Dok. ILAA)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pecinta kopi di Indonesia mungkin sudah tak terhitung lagi jumlahnya. Namun, mereka yang mencintai kopi, sekaligus peduli terhadap pelestarian kopi asli Indonesia, tampaknya masih segelintir saja. Beberapa di antara mereka, tergabung dalam sebuah komunitas bernama Indonesian Latte Art Artist (ILAA).

Dalam acara bertajuk Festival Kopi Flores, yang diadakan beberapa waktu lalu, terlihat salah satu booth bertuliskan Indonesian Latte Art Artist dipenuhi oleh banyak orang.

Ketika didekati, ternyata di sana ada seorang Barista yang tengah mempersiapkan kopi, sambil bercerita tentang seluk beluk kopi yang tengah ia seduh dan menjelaskan setiap proses pembuatannya. Inilah tugas seorang Barista.

Pendiri ILAA, Ardian Maulana mengatakan tujuan didirikan komunitas ini adalah ingin memberikan informasi dan pengetahuan yang lebih luas tentang peran seorang Barista.

"Barista adalah orang yang bisa merepresentasikan kopi. Kitalah yang harus menceritakan kopi pada tamu yang datang. Bukan hanya sekedar menyeduh kopi. Berangkat dari sinilah, nantinya setiap Barista bisa membawa energi pada kopi Indonesia dan memajukannya dengan cara dan warna masing-masing," ungkap dia mengawali perbincangan dengan Suara.com, beberapa waktu lalu.

Komunitas Indonesian Latte Art Artist (ILAA). (Foto: Dok. ILAA)

Komunitas ILAA, lanjut Ardian, dibentuk pada 3 Februari 2014, karena adanya kesamaan hobi para Barista yang senang membuat Latte Art, sebuah seni cara menyiapkan kopi dengan menuangkan susu ke secangkir kopi espresso dan menciptakan pola atau desain di permukaannya.

Berawal dari kumpul-kumpul
Saat itu, Barista yang berkumpul jumlahnya masih belasan orang. Namun, karena seringnya berkumpul dan berbagi ilmu tentang kopi Latte Art, maka tercetuslah ide untuk membuat sebuah komunitas.

Akhirnya, Ardian pun berinisiatif untuk membuat  100 buah seragam, sebagai identitas para member. Dirinya yakin, bahwa akan banyak yang ingin bergabung di komunitas ini. Dan, hal ini pun terwujud, dalam waktu satu bulan, anggota ILAA pun mencapai lebih dari 100 orang.

Komunitas Indonesian Latte Art Artist (ILAA). (Foto: Dok. ILAA)

Meski berawal dari kesukaan terhadap Latte Art, namun Ardian mengatakan, komunitas ini tak hanya sekadar membahas tentang cara dan tips membuat Latte Art pada anggotanya.

Di tahun pertama, lanjut dia, fokus utama yang dikerjakan adalah mengembangkan ILAA secara keseluruhan. Menurutnya, hal yang paling ditekankan adalah, komunitas ini ada sebagai wadah untuk berbagi.

Karena menurutnya, di industri kopi, terutama dalam profesi Barista, informasi adalah halyang paling mempengaruhi perkembangan diri masing-masing Barista.

Komunitas Indonesian Latte Art Artist (ILAA). (Foto: Dok. ILAA)

"Nah, informasi yang beredar dari satu coffee shop, ke coffee shop lainnya itu tidak merata. Tidak sama. Ada coffee shop yang dilatihnya bagus karena pemiliknya paham kopi. Tapi ada juga yang pemiliknya masih baru banget di dunia kopi. Nggak terlalu ngerti tentang kopi, jadi dia cuek aja. Cuma namanya ya sama-sama barista," ungkap dia.

Inilah tugas pertama ILLA. Mencari cara agar para Barista yang tidak dilatih dengan maksimal ini bisa dapat sumber informasi agar mereka bisa terus berkembang dan ikut turut serta memajukan kopi Indonesia.

Anggotanya Tak Hanya Barista
Pada 2015, mereka pun mulai menggalakkan melalui berbagai acara, gathering, lomba latte art, lomba manual brewing, hingga workshop internal untuk para member. Deretan acara ini dibuat, kata Ardian, sebagai salah satu janjinya terhadap dirinya sendiri, untuk memberikan ilmu pada setiap orang yang menjadi anggota ILAA.

Tak terasa, saat ini anggotanya pun sudah mencapai 400 orang dan tak hanya terdiri dari para Barista, melainkan semua orang, mulai dari pemilik coffee shop, roster, petani, tukang servis mesin kopi, sales kopi, pecinta kopi, hingga orang yang tak mengerti kopi sama sekali, dengan usia yang cukup beragam, yakni 17-50 tahun.

Komunitas Indonesian Latte Art Artist (ILAA). (Foto: Dok. ILAA)

"Di tahun 2016, makin banyak coffee profesional yang gabung di sini, jadi saya tidak sendiri lagi membagikan ilmunya. Ada banyak teman-teman yang sudah berpengalaman dan hebat, saya ajak untuk bagi-bagi ilmunya," ujar dia.

Untuk menjangkau seluruh anggota yang tak hanya berada di Jakarta, melainkan tersebar dari Sabang hingga Merauke, Ardian pun memutuskan untuk menyatukannya dalam sebuah grup Whatsapp. Di sana, setiap anggota bebas berdiskusi dan berbagi ilmu satu sama lain.

Meski komunitas kopi, uniknya kata Ardian, di sini justru mereka tidak memberlakukan Kopi Darat. Karena komunitas ini, dibuat ke arah yang lebih profesional. Jadi, para anggotanya baru akan berkumpul di acara resmi dan profesional yang mereka buat, seperti saat acara Festival Kopi Flores ini berlangsung.

"Biasanya kalau mau ada event resmi ini, kita baru ngumpul buat ngomongin masalah event. Saya jelasin event nya gimana, siapa yang mau bantu, jaga booth dan sebagainya. Ngumpulnya di rumah saya, saya punya studio kopi, itu tempat kursus juga. Jadi teman-teman kalau main bisa ngopi, bisa ngebrew segala macem," jelasnya lagi.

Nah, tertarik untuk bergabung di ILAA? Syaratnya, Anda hanya harus membeli seragam, sebagai tanda keanggotaan.  Dari wadah ini, Ardian berharap, mereka yang bergabung di komunitasnya mau berkembang dan mendukung kopi Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI