Suara.com - Desainer busana muslim Dian Pelangi menyayangkan belum adanya wadah berkumpul bagi desainer busana muslim di Indonesia. Padahal, pangsa pasar industri fesyen muslim sedang naik daun.
"Khususnya, bagi desainer busana muslim memang belum punya komunitas yang menaungi. Padahal di Indonesia jumlahnya banyak, produksi banyak, konsumen bertambah banyak, tapi belum ada yang mengumpulkan," ujar Dian usai temu media penyelenggaraan International Halal Lifestyle Expo & Conference (IIHLEC) di Jakarta, Rabu (28/9/2016).
Justru, tambahnya, desainer luar negeri yang membidangi bisnis fesyen muslim telah memiliki komunitas dan konsorsium, sehingga memudahkan mereka untuk bertukar pikiran mengenai tren 'modest fashion' ini. Terlebih, dia mengungkapkan, pangsa pasar busana muslim di dunia mencapai 2.8 milyar dollar Amerika Serikat.
"Pangsa pasar yang besar itu kalau kita nggak bisa memanfaatkan, sayang sekali. Makanya, kita para desainer busana muslim Indonesia ingin ada event khusus untuk pagelaran busana muslim. Sayangnya, belum didukung secara full," tambah perempuan yang dijadwalkan hadir pada pagelaran Paris Fashion Week awal Oktober mendatang ini.
Dian optimistis bahwa Indonesia bisa menjadi kiblat busana muslim dunia jika diberikan komunitas bagi para desainernya untuk saling berkolaborasi.
"Kalau kita lihat brand-brand dunia sudah mulai melirik pangsa pasar busana muslim. Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim bisa menjadi peluang bagi mereka," ujarnya.
"Untuk itu, kalau di dalam negeri nggak ada tempat untuk bernaung dan menunjukkan karya busana muslim, sayang sekali, kita akan terus-terusan jadi konsumen," pungkasnya.