Suara.com - Pesona Bali Open Piano Competition (BOPC) 2016 akhirnya ditutup Deputi Pengembangan Pemasaran Nusantara Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Esthy Reko Astuty di Harris Hotel & Residendes, Sunset Road, Kuta Bali, 11 September 2016. Final kompetisi yang mempertandingkan nomor piano klasik dan violin selama dua hari tersebut berlangsung meriah.
“Selamat buat para pemenang! Even ini menarik, karena digelar di Bali, yang menjadi destinasi pariwisata wisatawan Nusantara maupun mancanegara,” kata Esthy, yang didampingi Asisten Deputi Pasar Personal Kemenpar, Raseno Arya di Denpasar, Minggu (11/9/2016).
Menurut Esthy, kompetisi ini sendiri sudah menjadi atraksi yang cukup memikat. Wisatawan Nusantara dan wisatawan mancanegara (wisman) berbaur menyaksikan penampilan para kontestan yang berasal dari hampir semua kota besar di Tanah Air.
“Termasuk para juri yang berasal dari Makedonia dan Amerika Serikat (AS). Para peserta ada yang berasal dari Inggris, Australia, Jepang, Korea, dan Cina. Mereka beradu kepintaran bermain piano dan violin,” katanya.
Para pendukung peserta pun sangat antusias. Setiap peserta membawa pendukung yang berasal dari keluarga, saudara, handai tolan, dan kawan-kawan.
“Saya berharap, even ini tidak berhenti sampai di sini saja. Jika perlu, diperbesar, agar peserta internasional lebih banyak. Selain untuk menguji kemampuan pianis dan violis dalam negeri, kita juga bisa membandingkan level anak-anak kita dengan mereka yang dididik di luar negeri,” kata Esthy lagi.
Pernyataan deputi satu-satunya perempuan di Kemenpar tersebut langsung disambut tepuk tangan riuh, termasuk dari para dewan juri piano dan biola, Henoch Kristianto, Adeliede Simbolon, Hendrata Prasetia, Tomislav Dimov, Therese Wirakesuma, dan Aditia S, yang sudah kaliber internasional.
Penyelenggara acara ini, Opus Nusantara, sudah hampir 15 kali menggelar festival yang mempertandingkan bakat musik anak-anak kelompok usia, baik di DKI Jakarta maupun di Semarang, Jawa tengah. Tahun ini digelar di Bali, karena banyak permintaan komunitas musik klasik yang ingin tampil, sekaligus berlibur.
Ketua Panitia Pelaksana dari Opus Nusantara, Eleonora Aprilita S, menyebut, kompetisi 2016 ini sedikit lebih unik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Para pianis dan violis tampil dengan busana adat, lengkap dengan udeng (penutup kepala), sarung, dan baju khas budaya Pulau 1.000 Pura itu.
“Selain mendengarkan teknik bermain piano dan viloin kasik, penonton juga menyaksikan performance yang khas dan terasa berada di Pulau Dewata,” ujarnya.