Suara.com - Saat ini, halal bukan sekadar jadi istilah untuk segala hal yang diperbolehkan dalam Islam. Halal merupakan gaya hidup yang trendi bagi komunitas muslim dunia.
Jika dulu halal atau non-halal hanya menyangkut soal makanan, kini sudah meluas ke berbagai sektor kehidupan lain. Tren ini sudah terjadi di negara-negara dengan mayoritas umat Islam, termasuk di negara-negara yang sedikit populasi muslimnya.
"Alasan fenomena ini adalah karena munculnya peningkatan kesadaran komunitas muslim yang ingin hidupnya lebih sesuai dengan syariah atau ajaran Islam," kata Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center, H Sapta Nirwandar.
Jumlah umat Islam saat ini mencapai 25 persen dari total populasi dunia, atau sebanyak 1,8 miliar jiwa, dengan jumlah gross domestic product (GDP)-nya mencapai 7.740 dolar. Ini merupakan jumlah yang sangat potensial sebagai pasar produk dan layanan halal.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Indonesia Halal Lifestyle Center akan menyelenggarakan Indonesia International Halal Lifestyle Expo & Conference (IIHLEC) 2016 di Ciputra Artpreneur, Ciputra World, Jakarta pada 6-8 Oktober 2016.
Ajang ini akan membuktikan bahwa Indonesia, yang merupakan negara mayoritas muslim tak sekadar menjadi konsumen industri halal, tapi juga sebagai produsen.
"Ajang ini akan mendorong industri halal di Indonesia dan menjadi bagian dari kalender halal global," kata Nirwan.
Mengutip data Global Islamic Economy (2015-2016), Nirwan menyebut ada 10 sektor yang secara ekonomi dan bisnis berkontribusi besar dalam industri halal, yaitu sektor industri makanan, wisata dan perjalanan, pakaian dan fashion, kosmetik, finansial, farmasi, media dan rekreasional, kebugaran, pendidikan, dan seni budaya.
Selain pameran dan pertunjukkan berbagai produk industri halal, IIHLEC juga akan menggelar konferensi bertema "Halal Lifestyle: Global Trends and Business Opportunities". Konferensi yang menyasar pada para pelaku bisnis halal ini akan mengupas tuntas pertumbuhan industri halal yang mencapai 20 persen per tahun. Jumlah ini dianggap sebagai pertumbuhan segmen konsumen yang paling tinggi di dunia dan potensial menjadi sumber kemakmuran.
Sejumlah menteri dan ketua lembaga akan mendukung acara ini, termasuk beberapa pembicara, di antaranya Dr Kim Jin Woo atau Muhammad Ibrahim (Direktur International Business Affairs di Korean Institute of Halal Industry), Dr James Noh (Halal Certification & Consultancy Center at Korean Institute of Halal Industry), dan Dr M Yanis Musdja (Ketua Yayasan Produk Halal Indonesia).