Cat Rambut Bisa Sebabkan Kanker?

Ririn Indriani Suara.Com
Minggu, 21 Agustus 2016 | 14:21 WIB
Cat Rambut Bisa Sebabkan Kanker?
Ilustrasi mewarnai rambut. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Banyak studi telah melihat pewarna rambut sebagai faktor risiko yang mungkin bisa memicu berbagai jenis kanker.

Menurut American Cancer Society, pewarna rambut memiliki banyak variasi dalam kimia kosmetiknya. Orang biasanya akan terkena bahan kimia pewarna rambut melalui kontak kulit.

Berbicara soal pewarna rambut, ada tiga jenis utama dari cat rambut yang perlu Anda ketahui, yaitu:

1. Pewarna temporer
Pewarna ini menutupi permukaan rambut, tapi tidak menembus ke dalam batang rambut. Pewarna ini biasanya hanya bertahan selama 1-2 kali keramas.

2. Pewarna semi-permanen
Pewarna ini tidak menembus ke dalam batang rambut. Biasanya, pewarna ini bertahan selama 5-10 kali keramas.

3. Pewarna permanen (oksidatif)
Pewarna ini menyebabkan perubahan kimia permanen pada batang rambut. Pewarna ini adalah jenis yang paling populer di pasaran, karena warnanya tidak akan berubah hingga muncul rambut baru.

Pewarna ini terkadang disebut sebagai coal-tar dyes, karena beberapa bahan di dalamnya, seperti aromatic amines dan phenols. Dengan adanya hidrogen peroksida (H2O2), kedua zat tersebut bereaksi menjadi pewarna.

Pewarna rambut yang lebih gelap cenderung menggunakan lebih banyak aromatic amines.

Lantas, mengapa cat rambut diduga bisa menyebabkan kanker?
Menurut National Cancer Institute, seperti dilansir HelloSehat.com, ada lebih dari 5.000 macam zat kimia yang terdapat dalam pewarna rambut. Beberapa di antaranya dapat menyebabkan kanker pada binatang, salah satunya adalah aromatic amines.

Selama beberapa tahun, penelitian epidemiologi menemukan peningkatan risiko kanker kandung kemih pada penata rambut dan tukang cukur. Sebuah laporan pada 2008 dari Working Group of the International Agency for Research on Cancer (IARC) menyimpulkan bahwa beberapa bahan kimia pada pewarna rambut merupakan karsinogen (penyebab kanker) untuk manusia.

American Cancer Society menambahkan bahwa sebagian besar studi yang meneliti apakah produk pewarna rambut dapat meningkatkan risiko kanker telah terfokus pada beberapa kanker tertentu, seperti kanker kandung kemih, non-Hodgkin lymphoma (NHL), leukimia, dan kanker payudara.

Kanker kandung kemih
Kebanyakan penelitian menemukan risiko yang kecil namun secara konsisten akan meningkat, pada orang yang bekerja mewarnai rambut seperti penata rambut dan tukang cukur, untuk mengidap kanker kandung kemih. Tetapi, belum ada hasil penelitian yang menyatakan peningkatan risiko kanker kandung kemih pada orang yang rambutnya dicat.

Leukemia dan lymphoma
Studi melihat kemungkinan adanya hubungan antara penggunaan pewarna rambut pribadi dan risiko kanker yang berhubungan dengan darah (seperti leukemia dan limfoma). Namun hasilnya beragam.

Sebagai contoh, beberapa studi telah menemukan peningkatan risiko terhadap beberapa jenis non-Hodgkin lymphoma pada wanita yang menggunakan pewarna rambut, terutama jika mulai digunakan sebelum 1980 atau menggunakan warna yang lebih gelap.

Hasil dari jenis yang sama ditemukan dalam beberapa penelitian mengenai risiko leukemia. Namun, penelitian lain belum menemukan adanya peningkatan risiko.

Jadi, jika ada efek dari pewarna rambut pada kanker yang berhubungan dengan darah, efek tersebut cenderung kecil.
Kanker payudara dan kanker lainnya

Sebagian besar penelitian belum menemukan peningkatan risiko kanker payudara dan kanker lainnya terhadap penggunaan pewarna rambut.

Tak Semua Cat Rambut Berbahaya
Beberapa lembaga ahli ini telah mengklasifikasikan cat rambut atau bahan-bahan pewarna rambut apa yang dapat menyebabkan kanker.

The International Agency of Research on Cancer (IARC) merupakan bagian dari World Health Organisation (WHO) yang bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab kanker. IARC menyimpulkan bahwa pekerjaan seperti tukang cukur atau penata rambut merupakan profesi yang berisiko tinggi untuk kanker.

Namun, mewarnai rambut dengan menggunakan pewarna rambut pribadi tidak diklasifikasikan sebagai karsinogenik untuk manusia, karena kurangnya bukti dari penelitian.

The National Toxicology Program (NTP) yang terbentuk dari bagian beberapa lembaga pemerintah AS, termasuk National Institute of Health (NIH), Centers for Disease Control and Prevention (CDC), dan Food and Drug Administration (FDA), menyatakan bahwa belum ditemukan kaitan antara cat rambut dan kanker. Namun, beberapa bahan kimia yang digunakan dalam pewarna rambut diklasifikasikan sebagai bahan yang bisa menjadi karsinogen manusia.

Lalu, bagaimana cara mewarnai rambut agar tetap aman?
Ketika cat rambut pertama kali muncul, bahan utama yang digunakan adalah coal-tar dyes yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang.

Kebanyakan pewarna rambut masa kini menggunakan sumber minyak bumi. Namun, FDA menganggap bahwa pewarna rambut masih mengandung coal-tar dyes.

Hal ini disebabkan karena pewarna rambut sekarang masih mengandung bahan-bahan yang digunakan pada zaman dahulu.

Oleh karena itu, ikutilah langkah-langkah berikut ketika mewarnai rambut:
1. Jangan meninggalkan pewarna di kepala melebihi yang diperlukan.
2. Bilas kulit kepala secara menyeluruh dengan air setelah menggunakan cat rambut.
3. Pakailah sarung tangan ketika menerapkan cat rambut.
4. Ikutilah petunjuk pada produk pewarna rambut dengan seksama.
5. Jangan pernah mencampur produk pewarna rambut yang berbeda.
6. Pastikan untuk melakukan patch test untuk mengetahui reaksi alergi sebelum menggunakan pewarna rambut. Untuk mengujinya, teteskan pewarna ke belakang telinga Anda dan diamkan selama 2 hari. Jika Anda tidak memiliki tanda-tanda reaksi alergi, seperti gatal, panas, atau kemerahan, maka Anda tidak akan memiliki reaksi alergi ketika cat rambut tersebut diterapkan pada rambut Anda. Selalu lakukan hal ini pada setiap produk yang berbeda.
7. Jangan pernah mewarnai alis atau bulu mata. FDA melarang penggunaan pewarna rambut untuk bulu mata dan alis. Reaksi alergi terhadap pewarna dapat menyebabkan pembengkakan dan meningkatkan risiko infeksi di sekitar mata atau di mata Anda. Hal ini dapat membahayakan mata Anda dan bahkan dapat menyebabkan kebutaan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI