Lebih dari sepuluh orang tampak mengantre di depan kasir ketika saya tiba warung hot dog "DOG" (dibaca diyoji, red) di lantai satu Pasar Santa, Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Kamis (6/11/2014) malam. Udara gerah malam itu tak mengurangi animo orang untuk mencicipi hot dog hitam yang kini sedang menjadi buah bibir para hipster di Jakarta ini.
Hot dog hitam, saat pertama mendengar kata itu terus terang saya bertanya-tanya seperti apa ya rasanya? Maka malam itu saya menyeret kaki ke Pasar santa yang kini juga tengah happening di kalangan muda Jakarta.
Saya harus mengantre untuk membayar dan mencatatkan pesanan saya 'double chesee hot dog', salah satu dari tiga menu yang ditawarkan Diyoji. Dua menu lainnya adalah 'single cheese hot dog' dan 'triple cheese hotdog'. Setelah membayar uang senilai Rp42 ribu saya pun dipersilahkan menunggu di tempat duduk yang tersedia.
"Nanti akan kami panggil dengan toak," terang petugas yang melayani pemesanan. Mukanya berkeringat, sementara tangannya cekatan mencatat pesanan para pelanggan.
Sambil menunggu, mata saya menjelajahi 'food court' di lantai satu Pasar Santa itu.
Selain DOG, sejumlah pedagang makanan berbagi tempat di sana. Kios-kios itu mengitari tempat duduk yang cukup sederhana. Beberapa meja dengan kursi plastik itu dipakai bersama beberapa pedagang makanan di situ. Atap yang tinggi membuat tempat nongkrong ini tak terlalu panas meski tanpa alat pendingin ruangan.
Setelah menunggu sekitar 15 menit akhirnya Adiel memanggil-manggil nama saya. Hhmm, tampilannya sangat menggoda. Roti hitamnya tampak merekah, mengapit sosis yang coklat keemasan. Mustard dan sausnya meleleh, kuning menggoda. Aromanya, membuat saya tak sabar mencicipi.
"Enaknya dimakan panas-panas saat masih juicy," ujar Rizky Jusuf yang membangun Diyoji bersama rekan kuliahnya Adiel Aziz.
Sambil mendengarkan kisah Rizky, saya mencicipi hot dog hitam ini. Di gigitan pertama saya merasakan gurihnya daging sapi berpadu dengan rasa manis samar caramize onion dan rasa asam lembut mustard yang diracik khusus tim dapur Diyoji. Juga ada asin beef bacon yang sedikit menyengat. Tetapi secara keseluruhan hot dog hitam ini adalah paduan yang sempurna.
"Rotinya kami pesan khusus dari sebuah baker di Jakarta. Warna hitamnya dari wijen hitam yang dicampur dengan bahan tertentu," terang lulusan sekolah bisnis Prasetya Mulya ini.
Sedangkan untuk sosis dam mustard diracik sendiri oleh tim dapur DOG. Dan resep ini ditemukan setelah melakukan serangkaian percobaan.
Nama DOG, adalah singkatan dari dudes of gourmet. Nama ini dipilih, karena Rizky dan Adiel tak ingin hanya sekedar jualan makanan. Tetapi juga memberi pengalaman bersantap yang berbeda kepada para pelanggannya.
Rizky mengisahkan, saat membuka usaha ini sebulan lalu, ia sempat dicemooh karena memilih hot dog. Pasalnya makanan ini pamornya sedang menurun, dan di Jakarta makanan cepat saji yang satu ini kurang diminati ketimbang hamburger.
"Kami merasa tertantang untuk menjual makanan yang pamornya justru menurun," ujarnya.
Dan ternyata Rizky dan Adiel mampu menaklukkan tantangan itu, dan hot dog kreasinya menjadi buah bibir warga Jakarta. Setiap hari tak kurang dari 150 hot dog yang paling murah dihargai Rp33+5 ribu itu ludes terjual. Bahkan di hari libur, angka itu bisa melonjak melampaui 300 buah.
"Kemarin waktu Pak Rahmat Gobel berkunjung ke sini, beliau memesan 20 biji sekaligus," ujarnya.
Jika Anda terpikat untuk mencicipi hot dog hitam, maka datanglah ke Pasar Santa. Di hari kerja DOG buka mulai pukul dua siang, sedangkan di akhir pekan buka lebih awal yakni pukul 12.00.