Suara.com - Para ibu hamil (bumil) diimbau melakukan deteksi dini hepatitis B untuk mencegah penularan penyakit yang disebabkan virus ini kepada bayi yang baru lahir.
dr Sedya Dwisangka, Kasubdit Hepatitis Kementerian Kesehatan, mengungkapkan, hepatitis B merupakan salah satu jenis penyakit hepatitis yang menular melalui kontak cairan tubuh dengan pasien. Dia menyebutkan, 95 persen penularan hepatitis B terjadi melalui proses melahirkan.
"Ini yang paling bahaya. Apalagi bayi baru lahir kan belum terbentuk kekebalan tubuhnya. Itu sebabnya ibu hamil sebaiknya harus melakukan deteksi dini hepatitis B," ujar lelaki yang akrab disapa Ongki ini pada temu media peringatan Hari Hepatitis di Jakarta, Rabu (26/7/2017).
Lebih lanjut, Ongki memaparkan, skrining hepatitis B pada bumil bisa dilakukan di fasilitas kesehatan primer seperti puskesmas. Jika ibu positif didiagnosis mengidap hepatitis B, maka bayi akan didaftarkan mendapat vaksin pasif HBIG kurang dari 24 jam setelah kelahiran.
"Semua bayi lahir kan mendapat vaksin aktif HB0 untuk merangsang antibodi, nah kalau bayi yang lahir dari ibu positif hepatitis B nanti akan diberi vaksin pasif HBIG dulu. Jadi setelahnya tubuh sudah punya tentara untuk melawan virus tadi," ungkapnya.
Selanjutnya, bayi akan diberi booster pada usia dua, tiga dan empat bulan. Dengan pemberian vaksin dan booster, diharapkan bayi akan 99 persen terlindungi dari risiko mengidap hepatitis B.
Ongki menargetkan deteksi dini hepatitis b (DDHB) bisa menjangkau 5,3 juta bumil yang melahirkan setiap tahunnya. Dengan begitu, Indonesia diharapkan bisa bebas penyakit hepatitis pada 2030.
"Deteksi dini hepatitis B pada bumil sudah dapat dilakukan di 34 provinsi, 88 kabupaten/ kota. Sejak tahun 2016 sudah ada 204.629 bumil dan berhasil memproteksi 2553 bayi," tandasnya.
Penting, Yuk Skrining Hepatitis saat Hamil!
Rabu, 26 Juli 2017 | 17:38 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Keuntungan Mendapatkan Perawatan dari Konsultan Fetomaternal untuk Ibu Hamil Berisiko Tinggi
22 Desember 2024 | 19:08 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI