Terapi Penggantian Hormon Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Payudara

Jum'at, 14 Juli 2017 | 19:09 WIB
Terapi Penggantian Hormon Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Payudara
Ilustrasi kesehatan payudara. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Periset memperingatkan perempuan yang menggunakan terapi penggantian hormon untuk mengurangi efek gejala menopause mungkin memiliki risiko terkena penyakit kanker payudara yang lebih tinggi.

Terapi yang dilakukan untuk meningkatkan hormon perempuan tersebut dapat menyebabkan sel kanker khusus untuk menginduksi pertumbuhan dan menyebar ke bagian tubuh yang lain.

Paparan perempuan terhadap progestin alami dan sintetis yaitu semacam obat-obatan yang memiliki efek mirip dengan hormon progesteron (hormon steroid) dapat menyebabkan produksi sel kanker khusus di tubuh yang berfungsi seperti sel induk pada manusia.

"Temuan menunjukkan bahwa paparan progestin alami dan sintetis mengarah pada pengembangan sel induk kanker ini seperti sel," kata Salman Hyder, Zalk Endowed Professor di University of Missouri di AS dilansir Zeenews.

Progestin alami dan sintetis secara signifikan dapat meningkatkan protein CD44, sebuah molekul yang terlibat dalam proliferasi sel, komunikasi sel dan migrasi.

Selain itu, kehadiran progestin juga dapat menyebabkan komponen ini berperilaku seperti sel kanker. Sel langka ini adalah populasi sel kecil yang bekerja seperti sel induk normal yang dapat memperbaharui diri sendiri, menciptakan salinan dirinya sendiri dan berkembang biak secara eksponensial.

Pengujian lebih lanjut menunjukkan bahwa subset langka sel kanker benar-benar diperkaya oleh progestin, kata periset dalam makalah yang diterbitkan dalam jurnal Breast Cancer Target and Therapy.

"Sel-sel ini sangat meningkatkan kemungkinan resistensi terhadap terapi dan risiko metastasis. Temuan kami juga menunjukkan bahwa dokter mungkin dapat memerangi pertumbuhan tumor yang bergantung pada progestin melalui imunoterapi," kata Hyder.

Hasil penelitian ini diharapkan bisa membantu ilmuwan menargetkan sel langka tersebut yang berkembang biak dalam kanker payudara dan metastasis di tempat lain, dan dapat membantu mengidentifikasi kekebalan tubuh untuk memerangi penyebaran penyakit ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI