Suara.com - Apakah kamu sering dalam keadaan tak mematuhi saran medis dan malah melakukan sesuatu yang sebenarnya dilarang? Ternyata, banyak orang yang melakukan hal tersebut dengan alasan "tidak dianggap perlu" atau "tidak diperlukan".
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal American Geriatrics Society menyebutkan, peneliti melakukan hal-hal yang diperlukan dan mencoba menggali jauh ke dalam jiwa orang-orang yang menentang nasihat medis untuk mengetahui alasan sebenarnya di balik keraguan mereka.
Menurut penelitian, ketidakpatuhan terhadap saran medis sangat terkait dengan peningkatan risiko masuk kembali ke rumah sakit, morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi, dan kenaikan biaya. Studi ini juga menyatakan beberapa faktor lebih terasa pada individu yang lebih tua dan lebih muda.
Temuan ini dapat membantu penyedia layanan kesehatan mengatasi masalah yang kini tengah berkembang . Untuk memeriksa faktor-faktor yang terlibat, sebuah tim yang dipimpin oleh Jashvant Poeran dari Icahn School of Medicine di Gunung Sinai, menganalisis data nasional tentang semua rawat inap yang ada di AS.
Mereka tertarik pada perbedaan untuk pasien berusia 65 tahun dibandingkan dengan mereka yang berusia 18-64 tahun. Analisis mereka, yang mencakup lebih dari 29 juta rumah sakit yang terdaftar di Sampel Rawat Inap 2013, mengungkapkan bahwa lebih dari 50.000 orang dewasa yang lebih tua di rumah sakit (dari 12 juta orang di bawah perawatan di rumah sakit secara keseluruhan) meninggalkan rumah sakit dan menentang saran medis untuk tetap tinggal.
Namun, laki-laki dan perempuan usia tua kemungkinan empat kali lebih kecil untuk melakukan hal tersebut daripada orang berusia 18-64 tahun.
Dari tahun 2003 sampai 2013, tingkat kenaikan 'pembangkangan' pada mereka yang berusia 18-64 dari 1,44 persen menjadi 1,78 persen, dan pada mereka yang berusia 65 dari 0,37 persen sampai 0,42 persen.
Di kedua kelompok usia, orang-orang yang diasuransikan oleh Medicaid atau mereka yang tidak memiliki asuransi kesehatan, dan orang-orang yang hidup dengan masalah kesehatan mental memiliki risiko tertinggi meninggalkan rumah sakit yang tak sesuai saran medis.
Pada orang dewasa yang lebih tua, ras atau etnis dan kemiskinan lebih menonjol sebagai faktor risiko, dengan orang Afrika Amerika yang berusia lebih tua pada 65 persen peningkatan risiko dan orangtua berpenghasilan rendah dengan risiko 57 persen meninggalkan rumah sakit.
"Salah satu alasan yang disebutkan dalam penelitian sebelumnya untuk meninggalkan rumah sakit dan menentang saran medis adalah komunikasi suboptimal, yang mungkin memang memengaruhi pasien minoritas yang lebih tua," kata Poeran.
"Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui mengapa sebenarnya ras atau etnis dan kemiskinan lebih menonjol sebagai faktor risiko pada pasien yang lebih tua, terutama karena Medicare secara teoritis menawarkan cakupan kesehatan universal untuk pasien berusia 65 tahun atau lebih," sambungnya.
Para peneliti mencatat, temuan tersebut merupakan langkah awal yang penting untuk studi tambahan yang berusaha menentukan alasan pastinya mengapa orang meninggalkan rumah sakit dan bagaimana alasan tersebut berbeda antara individu yang lebih tua dan lebih muda.
Baca Juga: Satu Keluarga Masuk Rumah Sakit Usai Makan Jamur
"Dukungan sosial pasien dan kemampuan fungsional dan kognitif tidak diukur dalam sampel asli, masing-masing dapat mempengaruhi kemampuan orang tua untuk meninggalkan rumah sakit terhadap saran medis," kata dokter senior, Rosanne Leipzig.
"Informasi ini penting agar rumah sakit dan penyedia layanan kesehatan menangani masalah ini," tandasnya. (Zeenews)