Suara.com - Anda mungkin sudah sering mendengar kalau kebanyakan makanan manis atau asin berbahaya untuk kesehatan. Baik gula dan garam masing-masing memang punya risikonya sendiri bagi tubuh Anda.
Namun, di antara keduanya, sebenarnya mana yang lebih parah? Apakah kebanyakan gula atau garam?
Berikut beberapa pertimbangan dari para ahli yang harus dicatat baik-baik yang dihimpun oleh hellosehat.com.
Kenapa Tubuh Perlu Gula dan Garam?
Gula dibutuhkan manusia sebagai sumber karbohidrat sederhana. Karbohidrat diperlukan untuk menghasilkan kalori (energi).
Energi itu sendiri digunakan untuk menjalankan bermacam-macam tugas, misalnya fungsi kognitif otak, fungsi sistem pencernaan, dan fungsi gerak tubuh.
Sementara itu, zat mineral bernama natrium yang terkandung dalam garam dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh.
Lantas, mana yang lebih membahayakan, kebanyakan gula atau garam? Pada dasarnya, kelebihan asupan apapun tak baik buat kesehatan Anda. Akan tetapi, tak ada salahnya untuk mencari tahu perbandingan bahaya antara pola makan kebanyakan gula dan kebanyakan garam.
Bahaya Kebanyakan Garam
Kekhawatiran terbesar para ahli gizi dan tenaga kesehatan seputar bahaya kebanyakan garam adalah risiko tekanan darah tinggi (hipertensi). Ini karena dalam tubuh Anda natrium dalam garam bertugas untuk menahan cairan dalam tubuh.
Kalau Anda kebanyakan garam, makin banyak pula cairan yang menumpuk atau terjebak di pembuluh darah, ginjal, jantung, serta otak. Akibatnya, Anda bisa mengalami hipertensi.
Hipertensi dapat meningkatkan risiko komplikasi yang fatal seperti serangan jantung, gagal jantung, dan stroke.
Bahaya Kebanyakan Gula
Bahaya dari kebanyakan konsumsi gula jauh lebih rumit daripada garam. Kalau kebanyakan garam meningkatkan risiko Anda kena penyakit jantung, tapi bila kebanyakan gula efeknya bisa menjalar ke mana-mana.
Gula berlebihan akan disimpan tubuh sebagai cadangan lemak. Maka, dalam jangka pendek mengonsumsi gula kebanyakan membuat Anda cepat gemuk.
Namun, kebanyakan makan gula juga bisa meningkatkan risiko hipertensi, obesitas, diabetes, stroke, penyakit jantung, dan kanker. Ini karena kadar gula berlebih bisa menyebabkan peradangan serta penuaan sel-sel dalam tubuh.
Seperti dijelaskan oleh ahli gizi dari Pennsylvania State University, Dr. Mike Roussell, kebanyakan gula lebih bahaya daripada kebanyakan garam karena ternyata keduanya saling berkaitan.
Kalau Anda kebanyakan gula, tubuh akan memproduksi hormon insulin untuk mencerna gula. Padahal, hormon insulin akan meningkatkan fungsi natrium untuk menahan cairan di ginjal.
Hal ini tentu mengarah pada akibat yang sama seperti kebanyakan makan garam, yaitu risiko hipertensi.
Kuncinya Pola Makan Seimbang
Meskipun kebanyakan gula ternyata lebih berbahaya daripada kelebihan garam, bukan berarti Anda tak boleh mengonsumsi keduanya sama sekali. Pasalnya, seperti sudah dijelaskan sebelumnya, tubuh Anda tetap memerlukan gula dan garam dalam batas wajar.
Menurut anjuran dari Kementerian Kesehatan, sebaiknya remaja dan orang dewasa membatasi konsumsi gula sebanyak 5-9 sendok teh sehari. Untuk asupan garam, batasi sampai satu sendok teh dalam sehari.
Anda juga sebaiknya menghindari konsumsi makanan atau camilan dalam kemasan. Pasalnya, makanan kemasan lebih tinggi akan kandungan gula dan garam daripada makanan yang Anda olah sendiri.
Mana Lebih Bahaya, Kebanyakan Gula atau Garam?
Ririn Indriani Suara.Com
Senin, 19 Juni 2017 | 15:11 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Sidang Putusan Praperadilan Tom Lembong Digelar Hari Ini, Bebas atau Tetap Tersangka?
26 November 2024 | 09:42 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Health | 08:15 WIB
Health | 13:04 WIB
Health | 12:14 WIB
Health | 11:07 WIB
Health | 10:33 WIB