Suara.com - Masa taman kanak-kanak merupakan masa paling krusial bagi perkembangan buah hati. Apalagi ketika mereka berkumpul dengan teman seusianya, peluang berkonflik semakin tinggi ketika anak-anak lain menemukan individu yang tampak berbeda dari segi tampilan.
Salah satu hal yang sering jadi bahan ejekan anak-anak adalah kondisi fisik seseorang. Studi terkini menemukan, sekolah bisa menjadi momok bagi anak-anak yang mengalami kelebihan berat badan.
Untuk mendapatkan temuan ini, peneliti di Belanda menganalisis 700 anak berusia 10-12 tahun dengan memberikan pertanyaan seputar daftar teman yang tidak mereka sukai beserta alasannya.
"Saya tidak menduga bahwa anak-anak yang kelebihan berat badan cenderung tidak disukai dimana pun mereka berada," ujar Kayla de la Haye dari University of Southern California’s Keck School of Medicine dilansir Medical Daily.
Baca Juga: Meskipun Bikin Gemas, Jangan Abaikan Tanda Anak Obesitas Ini!
Haye menemukan anak-anak bertubuh gemuk kerap menjadi bahan olokan teman-teman sebayanya secara terang-terangan. Ia pun meyakini bahwa temuannya ini menggambarkan stigma sosial yang terjadi di masyarakat.
"Sebagian besar orang menganggap kelebihan berat badan berarti menunjukkan ada yang tak beres dengan seseorang," tambah dia.
Ini bukan studi pertama yang menunjukkan bahwa anak-anak yang kelebihan berat menghadapi kondisi lebih sulit di sekolah. Sebuah penelitian di Inggris misalnya menemukan 42 persen korban bullying biasanya memiliki masalah dengan bobot tubuh mereka.
"Pada gilirannya para korban akan tertekan secara emosional terobsesi dengan metode-metode untuk membuat bobot tubuhnya ideal yang memicu target bully selanjutnya," tambah dia.
Dalam penelitian ini, peneliti mencatat bahwa sikap negatif tentang berat badan justru dapat memicu kenaikan berat badan lebih banyak. Pasalnya anak-anak yang di-bully karena bertubuh gemuk akan cenderung berteman dengan mereka yang memiliki masalah yang sama.
Baca Juga: Anak Obesitas Bisa Disebabkan Kesalahan Orangtua
Haye pun berharap para orangtua peduli dengan kondisi anaknya di sekolah. Bahkan menurutnya orangtua harus mengajarkan anak-anak mereka untuk bersikap suportif dan menghargai teman lainnya apapun kondisinya.