Suara.com - Keinginan untuk berhenti merokok mungkin mudah untuk diucapkan, tapi sulit dilakukan. Nah, Ramadan ini bisa menjadi waktu tepat bagi perokok untuk menetapkan komitmennya berhenti merokok.
Pasalnya saat berpuasa, seseorang akan menahan lapar, haus dan perilaku yang membatalkan termasuk merokok, selama 13 jam. Jika perokok memanfaatkan Ramadan untuk menghentikan kebiasaan buruknya ini maka bisa dipastikan ia akan kehilangan kecanduan terhadap benda yang mengancam kesehatannya.
Kepala Pengobatan Masyarakat di CMH Lahore Medical College Profesor Dr Muhammad Ashraf Chaudhry mengatakan, setelah 12 jam berhenti merokok, maka kadar monoksida atau gas beracun dalam darah menurun drastis hingga mendekati batas normal.
"Jika dilakukan 2 minggu sampai 3 bulan maka risiko serangan jantung dan gangguan paru-paru menjadi turun," ujar Ashraf dilansir Independent.co.uk.
Baca Juga: Taruhan hingga Akupuntur, Cara Efektif Berhenti Merokok
Ia menambahkan, setelah satu hingga sembilan bulan seseorang berhenti merokok maka gejala batuk, sesak napas menjadi berkurang. Lima hingga 15 tahun setelahnya, risiko stroke, kanker mulut, kerongkongam berkurang hingga 50 persen.
Namun tentunya, keinginan untuk kembali merokok bisa jadi kambuh setelah tiga bulan pertama berhenti merokok. Ashraf mengimbau mantan perokok untuk mengonsumsi banyak air dan jus. Carilah kegiatan positif yang dapat menghindarkan Anda dari rokok.
"Hindari hal-hal yang memicu rasa bosan karena dapat membuat risiko kekambuhan untuk merokok," tambah dia.
Jangan pula jadikan rokok elektronik sebagai langkah untuk berhenti merokok. Menurut dia, rokok elektronik sama bahayanya dengan rokok konvensional.
"Tidak ada rokok yang lebih baik. Merokok apapun jenisnya bisa membahayakan nyawa Anda. Stop merokok mulai dari sekarang," pungkas dia.
Baca Juga: Stop Merokok, Kunci Cegah Kanker Usus Besar