Suara.com - Ketua Umum Perhimpunam Gerontologi Medik Indonedia (PERGEMI), Siti Setiati, mengungkapkan saat ini Indonesia masuk ke dalam Aging Society dengan populasi lansia di atas 7 persen atau sekitar 24,2 juta jiwa.
"Kalau mereka tidak dalam keadaan sehat, ini tentu akan menjadi beban. Beban pembiayaan negara lewat BPJS, beban bagi keluarganya. Apalagi biasanya penyakit mereka tidak hanya satu, ada yang dua atau tiga," ungkap dia saat ditemui di kantor Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, Senin (29/05/2017).
Saat ini, lanjutnya, menurut data Riskesdas 2013, kebanyakan lansia mengalami penyakit tidak menular (PTM). Hipertensi, artritis, stroke, PPOK, dan diabetes melitus adalah lima besar penyakit terbanyak yang dialami lansia di Indonesia.
Urutan tersebut juga diikuti beberapa PTM lain, seperti kanker, penyakit jantung koroner, batu ginjal, gagal jantung, dan gagal ginjal.
Masih menurutnya, penyakit tidak menular menjadi penyebab utama morbiditas, mortalitas, dan disabilitas pada semua negara, termasuk Indonesia. Kegagalan mengelola pertumbuhan penyakit tidak menular akan berdampak pada biaya yang besar.
"Inilah mengapa PTM sering disebut sebagai penyakit katastrofik. Satu orang saja bisa minum tiga sampai empat obat sekaligus karena penyakitnya banyak. Akhirnya apa, terkena gangguan ginjal," pungkas dia.
Merokok, aktivitas fisik yang kurang, diet yang tidak seimbang, merupakan faktor yang dapat meningkatkan individu menderita PTM.
Karena itu, Siti menekankan pentingnya untuk melakukan pencegahan perkembangan PTM sejak fase kehidupan awal sampai dewasa agar saat lansia kita tetap sehat dan aktif.