Suara.com - Implan payudara merupakan salah satu metode untuk memperbesar payudara.
Di beberapa negara, metode ini sangat populer demi mewujudkan keinginan kaum hawa memiliki buah dada yang besar. Tapi sayangnya ada risiko yang mengintai di balik penggunaan implan payudara.
Federal Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat menemukan kaitan antara implan payudara dengan risiko kanker.
Menurut FDA, implan memicu peradangan yang mendorong pertumbuhan sel kanker. Risiko ini biasanya muncul 2-28 tahun setelah operasi implan.
Baca Juga: Migrain Parah, Model Playboy Lepas Implan Payudaranya
Gejalanya meliputi penumpukan cairan di sekitar implan payudara disertai benjolan.
Sejauh ini FDA telah menerima 359 laporan dari perempuan yang mengidap kanker usai menjalani implan payudara. Kurangnya pengetahuan mengenai gejala kanker membuat banyak pasien yang terlambat ditangani.
"Dalam kasus yang parah, biasanya karena pasien tidak segera diobati," ujar Dr. Mark W. Clemens II, seorang ahli bedah plastik di Amerika dilansir Medical Daily.
Menurut FDA, sebagian besar implan payudara yang berisiko kanker adalah jenis implan bertekstur. Mereka pun merekomendasikan agar kaum hawa berpikir berulang kali sebelum menjalani metode pembesaran payudara ini.
"Ketika Anda benar-benar menginginkannya, pastikan melakukan metode ini pada ahli bedah plastik yang resmi, sehingga risiko kanker payudara bisa dicegah," pungkas dia.
Baca Juga: Cerita Unik Setelah Implan Payudara