Rasa Cemas Selalu Berdampak Negatif? Hasil Studi Ini Membantahnya

Senin, 01 Mei 2017 | 11:05 WIB
Rasa Cemas Selalu Berdampak Negatif? Hasil Studi Ini Membantahnya
Ilustrasi cemas atau khawatir [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rasa khawatir atau cemas selalu dikenal sebagai emosi negatif. Otak mengalami banyak tekanan dan kegelisahan pada saat itu, yang juga merupakan tanda negatif bagi kesehatan mental.

Namun, sebuah penelitian menunjukkan bahwa rasa khawatir juga memiliki sisi positif. Hal ini berdasarkan hasil penelitian seorang profesor psikologi dari Universitas California, Riverside, Amerika Serikat, Kate Sweeny.

Sweeny mengungkapkan, rasa khawatir terkait dengan pemulihan dari kejadian traumatis, persiapan dan perencanaan adaptif, pemulihan dari depresi, dan mengambil bagian dalam kegiatan yang mempromosikan kesehatan, dan mencegah penyakit.

"Khawatir, itu memang baik bagi tubuh dan benak juga," kata Kate Sweeny dalam sebuah tulisan yang terbit di Social and Personality Psychology Compass, dikutip dari Zee News, Senin (1/5/2017).

Baca Juga: Geruduk Kantor Disnakertrans DKI, Ini Tuntutan Buruh FSPM

"Meski memiliki reputasi negatif, tidak semua kekhawatiran itu merusak atau bahkan sia-sia. Ini memiliki manfaat motivasional dan dia bertindak sebagai penyangga emosional," tambah Sweeny.

Anehnya, lanjut Sweeny, orang-orang yang melaporkan memiliki rasa khawatir yang besar memiliki kinerja lebih baik di sekolah atau di tempat kerja dan mencari lebih banyak informasi sebagai tanggapan atas kejadian yang penuh tekanan dan terlibat dalam pemecahan masalah yang lebih berhasil.

Sweeny mencatat, ada tiga penjelasan untuk efek memotivasi para si tukang khawatir. Pertama, kekhawatiran berfungsi sebagai isyarat bahwa situasinya serius dan memerlukan tindakan. Orang menggunakan emosinya sebagai sumber informasi saat membuat keputusan.

"Kedua, mengkhawatirkan stressor membuat stressor berada di depan pikiran seseorang dan mendorong orang untuk bertindak dan yang terakhir, perasaan khawatir yang tidak menyenangkan membuat orang termotivasi untuk menemukan cara untuk mengurangi kekhawatiran mereka," jelasnya.

Bahkan menurut Sweeny, dalam keadaan ketika upaya untuk mencegah hasil yang tidak diinginkan ternyata sia-sia, kekhawatiran dapat memotivasi upaya proaktif untuk mengumpulkan serangkaian tanggapan siap pakai dalam kasus berita buruk.

Baca Juga: Lama Menganggur Bisa Picu Gagal Jantung?

Dalam hal ini, kekhawatiran terbantahkan karena seseorang secara aktif memikirkan rencana B.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI