Kurus dan Obesitas Tanda Depresi?

Minggu, 23 April 2017 | 08:00 WIB
Kurus dan Obesitas Tanda Depresi?
Ilustrasi perempuan memgalami depresi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah penelitian mengklaim, baik bagi laki-laki maupun perempuan, menjadi kurus dianggap berhubungan dengan depresi. Dalam penelitian lain, obesitas juga dianggap memiliki hubungan dengan rasa depresi meski hanya bagi perempuan.

Meski tidak jelas apakah kurus merupakan penyebab langsung depresi atau jika penderitanya memiliki nafsu makan yang kurang dan menjadi lebih rentan terhadap penurunan berat badan.

Periset dari Seoul National University of Medicine menganalisis data dari 183 penelitian. Hasilnya, obesitas secara proposional meningkatkan depresi. Dengan kata lain, semakin gemuk seseorang, maka ia semakin merasa depresi.

"Baik kurus maupun gemuk dapat meningkatkan risiko depresi. Dalam praktik klinis, penyedia layanan kesehatan harus memperhatikan kesehatan mental orang kurus. Demikian juga, perempuan yang kegemukan harus dimonitor untuk kemungkinan depresi," ucap salah satu tim peneliti dari Seoul National University seperti yang dikutip dari Dailymail.co.uk.

Baca Juga: Raffi Datang ke Resepsi Tarra Budiman, Ke Caca Tengker Kok Nggak?

Temuan ini, menurut Wakil Ketua Fakultas Gangguan Makan di The Royal College of Psychiatrists, Dr Agnes Ayton, sebagai penemuan yang memiliki implementasi penting bagi pengelolaan gangguan kesehatan mental.

"Ini adalah temuan penting, karena orang dengan gangguan makan sering berasumsi bahwa menurunkan berat badan akan meningkatkan kebahagiaan mereka. Studi ini menunjukkan bahwa sebaliknya, adalah benar kekurangan gizi memiliki efek yang merugikan pada suasana hati orang. Menjaga berat badan yang sehat sangat penting untuk kesehatan mental yang baik," papar Agnes Ayton.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI