Suara.com - Seiring dengan bertambahnya usia biasanya akan muncul garis-garis halus atau keriput di beberapa bagian wajah. Bagi kaum hawa, keriput adalah momok karena dapat mengganggu penampilannya.
Di antara sekian banyak perawatan anti keriput, suntik botox dan dermal filler adalah dua jenis yang paling sering digunakan klinik-klinik kecantikan.
Lalu apa beda keduanya?
Disampaikan Board Certified Dermatologist Dr. Adri Dwi Prasetyo, Botulinum toxin tipe A atau juga dikenal sebagai suntik botox lebih ditujukan untuk mengatasi keriput yang disebabkan oleh ekspresi wajah berulang seperti senyum, menyipitkan mata dan mengerutkan kening.
Baca Juga: Perk, Metode Baru Bikin Awet Muda Tanpa Botox
"Sedangkan dermal filler lebih efektif mengatasi keriput di garis wajah statis seperti lipatan nasolabial atau lipatan dari sayap hidung ke bibir," ujar dr Adri pada temu media di Jakarta, Selasa (21/3/2017).
Ditambahkan, Dr. Philip Levy, salah satu penggagas Aesthetic Dermatology asal Kanada mengungkapkan bahwa suntikan dermal filter berfungsi sebagai pengganti dari jaringan lunak, mengisi lipatan dan menghapus keriput.
Asam Hialuronat, Kalsium Hidroksilapatit dan asam polilaktat adalah dermal filter yang paling umum.
"Asam Hialuronat memiliki efek yang cepat dalam mengurangi kerutan statis, Kalsium Hidroksilapatit berfungsi sebagai agen pengisi dan juga perangsang produksi kolagen, sedangkan Asam Polilaktat akan merangsang pertumbuhan kolagen. Inilah mengapa dermal filter lebih cocok digunakan untuk mengatasi keriput garis statis," tambah Dr. Levy.
Sedangkan keriput karena garis ekspresi dipicu oleh gerakan wajah dari kontraksi otot, hilangnya kelembaban, kolagen dan lemak di kulit dimana lebih tepat jika diatasi dengan suntik Botulinum toxin tipe A atau botox.
Baca Juga: Suntik Botox untuk Perbesar Penis Bakal Populer pada 2017