Heboh #SkipChallenge, Ini Kata Kemenkes

Jum'at, 10 Maret 2017 | 16:20 WIB
Heboh #SkipChallenge, Ini Kata Kemenkes
Ilustrasi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Remaja di Indonesia sedang keranjingan aksi #SkipChallenge. Hal ini terlihat dari banyaknya unggahan video yang viral di media sosial.

Pada aksi #SkipChallenge ini, salah seorang remaja menekan dada remaja lainnya yang menjadi target selama beberapa menit hingga ia pingsan tak sadarkan diri. Namun beberapa saat kemudian, remaja tersebut kembali tersadar.

Tentu saja aksi ini mendapat kecaman keras dari para orangtua, karena dinilai mengancam nyawa. Menanggapi fenomena ini, Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan RI dr Eni Gustina MPH, mengatakan aksi #SkipChallenge ini sangat berbahaya, karena dapat memicu kerusakan pada sel-sel otak anak.

"Ini isu baru, dan memang anak-anak itu kadang-kadang punya inovasi yang aneh-aneh. Padahal otak kita itu kalau dalam waktu delapan detik tidak mendapat oksigen bisa terjadi kerusakan pada sel-sel otak," ujarnya pada temu media di Jakarta, Jumat (10/3/2017).

Eni tak bisa membayangkan berapa jumlah sel otak yang mati, karena ditekan di bagian dada. Namun ia menegaskan, aksi ini bisa memicu penurunan tingkat kecerdasan anak dan mempengaruhi prestasinya di sekolah.

"Bisa dibayangkan saat ditekan dadanya Ia tidak mendapatkan oksigen, berapa banyak sel-sel otak yang mati. Bisa jadi intelegensinya berkurang, daya pikir berkurang," pungkas Eni.

Pada video #SkipChallenge yang viral, para remaja tak menganggap aksi ini sebagai hal yang berbahaya. Mereka justru tertawa ketika temannya pingsan dan tak sadarkan diri. Belum diketahui pasti dari mana awal mula aksi ini berasal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI