Studi: Vape Jauh Lebih Aman dari Rokok Biasa

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 08 Februari 2017 | 18:35 WIB
Studi: Vape Jauh Lebih Aman dari Rokok Biasa
Ilustrasi rokok elektrik (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rokok elektrik rupanya lebih aman ketimbang rokok biasa, demikian hasil sebuah studi terbaru yang meneliti dan membandingkan jumlah zat-zat pemicu kanker dalam tubuh para perokok.

Lion Shahab, ilmuwan dari University College London yang memimpin penelitian itu, mengatakan bahwa risetnya ini merupakan yang pertama yang mengukur efek rokok elektrik terhadap tubuh penggunanya dalam jangka panjang.

"Hingga saat ini sebagian besar studi tentang rokok elektrik hanya meneliti produknya atau likuidnya, atau meneliti dampaknya terhadap binatang. Sangat sedikit penelitian yang menganalisis paparan rokok elektrik dalam tubuh pengguna untuk mengevaluasi tingkat keamanannya," jelas dia.

"Studi ini adalah yang pertama yang meneliti efek rokok elektrik terhadap pengguna dalam jangka panjang," klaim Shahab, yang studinya diterbitkan dalam jurnal Annals of Internal Medicine.

Dalam studi yang didukung oleh pusat riset kanker Inggris, Shahab dan rekan-rekannya menemukan bahwa jumlah zat pemicu kanker dalam tubuh mereka yang telah selama enam bulan menggunakan rokok elektrik jauh lebih sedikit ketimbang pada mereka mengisap rokok biasa.

Temuan ini diperoleh setelah para ilmuwan menganalisis contoh urin dan saliva 181 relawan.

Hasil analisis itu menunjukkan bahwa jumlah NNAL - sebuah zat yang diyakini bisa memicu kanker paru-paru - pada pengguna rokok elektrik 97,5 persen lebih rendah dari konsumen rokok biasa.

"Pesan dari studi ini adalah...menggunakan rokok elektrik dalam jangkap panjang memiliki manfaat positif bagi kesehatan, khususnya untuk mengurangi risiko kanker. Rokok elektrik lebih aman ketimbang rokok biasa," imbuh dia.

Meski demikian, aku Shahab, risetnya itu masih jauh dari rampung. Alasannya karena rokok tak saja berkaitan dengan risiko kanker paru-paru, tetapi juga diyakini bisa memicu penyakit jantung serta masalah pernafasan.

Karenanya, kata Shahab, timnya akan kembali meneliti para pengguna rokok elektrik dalam jangka lebih panjang untuk mengetahui apakah rokok elektrik bisa memicu penyakit lain seperti penyakit jantung atau paru-paru.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI