Suara.com - Alat kontrasepsi bertujuan untuk mencegah kehamilan tidak direncanakan pada pasangan suami istri. Namun sayangnya banyak masyarakat yang termakan mitos keliru sehingga tak menggunakan alat kontrasepsi.
Akibatnya pertumbuhan penduduk melonjak cukup cepat. Hal inilah yang coba diluruskan oleh DKT Indonesia, organisasi yang didirikan untuk meningkatkan akses Keluarga Berencana dan pencegahan HIV/AIDS.
Group GM Reproductive Health & Contraceptive Business Unit DKT Indonesia, Aditya A. Putra mengatakan, beberapa mitos soal alat kontrasepsi yang perlu diluruskan antara lain anggapan bahwa menggunakan alat kontrasepsi KB hormon bisa bikin gemuk.
"Mitos pakai KB hormon bikin gemuk itu nggak benar. Survei kita membuktikan bahwa menggunakan alat kontrasepsi ini nggak ngaruh ke berat badan," ujar dia pada perayaan 20th DKT Indonesia di Jakarta, Kamis (19/1/2017).
Selain itu, tambah dia, ada pula masyarakat yang percaya bahwa kontrasepsi IUD spiral yang dapat berpindah ke organ tubuh yang lain. Menurutnya, dengan perkembangan teknologi, IUD spiral saat ini disesuaikan dengan anatomi organ intim perempuan sehingga tidak akan berpindah seperti yang dikhawatirkan masyarakat.
Aditya berujar, mitos dan ketidaktahuan masyarakat soal penggunaan alat kontrasepsi menjadi alasan mengapa baru 58 persen perempuan usia subur telah menikah yang menggunakan alat kontrasepsi keluarga berencana ini.
"Selain itu juga masalah akses. Mereka tidak tahu harus dapat kontrasepsi KB dimana. Sehingga malas untuk menggunakannya," tambah dia.
Untuk menyebarluaskan informasi seputar KB, DKT Indonesia juga meluncurkan platform edukasi digital yakni tundakehamilan.com sebagai panduan informasi Keluarga Berencana di Indonesia.
"Melalui situs ini, masyarakat bisa mendapatkan informasi tentang alat kontrasepsi yang ada, dan membandingkannya untuk mendapatkan tools yang terbaik sesuai dengan kebutuhannya," pungkas Aditya.