Suara.com - Anda para laki-laki sebaiknya jangan terlalu terburu-buru saat membasuh organ intim. Pastikan penis Anda bersish secara tepat jika tak ingin diintai risiko fimosis.
dr Mahdian Nur Nasution SpBS dari Rumah Sunatan mengatakan penis yang tidak dibersihkan dengan tepat akan memicu penumpukan smegma atau cairan putih yang menjadi tempat bersemayamnya kuman penyebab infeksi.
"Selain faktor keturunan, fimosis bisa terjadi akibat faktor hiegenis yang buruk. Misal anak kalau pipis tidak dibersihkan dengan baik, smegma akan menumpuk," ujar dr Mahdian pada temu media 'Jenis Penyakit yang Segera Disunat' di Jakarta, Selasa (13/12/2016).
Fimosis sendiri merupakan suatu kondisi dimana kulup penis tidak dapat ditarik ke belakang. Ketika buang air kecil, urine akan mengendap di bagian dalam kulup dan memicu infeksi di saluran kemih.
Baca Juga: Polisi Siap Amankan Jika Lokasi Sidang Kedua Ahok Dipindah
Salah satu gejala dari fimosis yakni demam. Sehingga, lanjut dia, ketika anak mengalami demam ia mengimbau orangtua tak buru-buru menduga bahwa kondisi tersebut mengarah ke penyakit batuk pilek.
"Kalau anak laki-lakinya demam coba minta dokter pastikan itu berasal dari gejala batuk pilek atau karena infeksi saluran kemih," tambah dia.
Cara membersihkan penis sendiri, tambah dia, harus dilakukan penarikan kulup secara berulang dengan pelan-pelan sehingga smegma atau cairan putih tidak berkumpul di bagian dalam kulum penis.
Anak yang mengalami fimosis saat dewasa, menurutnya, berpotensi mengalami gangguan seksual. Pasalnya, gesekan antar kulit organ vital lebih banyak terjadi yang dapat memicu nyeri.
"Fimosis juga menyebabkan penis laki-laki jorok dan berbau tak sedap karena banyak smegma menumpuk yang menimbulkan aroma tak sedap," tambah dia.
Baca Juga: Tanpa Bomber Andalan, Thailand Siap Hadapi Indonesia
Mengatasi hal ini, dr Mahdian mengimbau agar anak laki-laki yang terdiagnosa fimosis untuk segera mendapatkan tindakan sunat. Sirkumsisi atau sunat dapat membuka kulup bagian depan penis yang mencegah penumpukan smegma atau cairan putih penyebab infeksi saluran kemih.