Transjakarta Jadi Media Perangi TBC

Kamis, 08 Desember 2016 | 07:17 WIB
Transjakarta Jadi Media Perangi TBC
Ilustrasi bakteri tuberculosis dalam 3D. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang jadi masalah kesehatan serius di seluruh dunia.
 
Di Ibu Kota Jakarta, menurut dr Koesmedi Priharto SpOT, saat ini masuk dalam irutan ketiga dengan penderita TB tertinggi, setelah Gorontalo dan Papua Barat.
 
Ia menyebutkan, ada 49.791 orang yang terduga TB dan 17.145 di antaranya terkonfirmasi TB, pada tahun 2016 sampai triwulan ketiga. 
 
 
Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Asik Surya mengatakan bahwa terhadap angka TB yang lebih tinggi di Jakarta karena kepadatan dan mobilitas penduduknya yang tinggi. Sehingga, lebih cepat menularkan dari satu orang ke orang lainnya.
 
Melihat angka di atas, lanjut dia, diupayakan kerja keras untuk pengendalian TB, yang bukan hanya dilakukan oleh sektor kesehatan, namun juga melibatkan semua sektor untuk menimbulkan kesadaran yang lebih tinggi bagi masyarakat tentang penyakit TB.
 
"Tidak semua masyarakat terjangkau dengan layanan, sehingga untuk menimbulkan kesadaran dan mengedukasi masyarakat, kita harus memanfaatkan semua media, termasuk media transportasi," ungkap Asik dalam temu media di Balai Kota Provinsi DKI Jakarta, Rabu 7/12/2016).
 
Karenanya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bekerjasama dengan TransJakarta dan beberapa sektor lain, melakukan edukasi TB untuk masyarakat dengan memanfaatkan armada dan beberapa halte dijalur koridor satu Transjakarta. 
 
Edukasi ini, akan dilakukan melalui stiker dan poster bergambar yang berisi mulai dari bagaimana pencegahan, pemeriksaan, pengobatan hingga etika batuk, sehingga diharapkan kesadaran masyarakat atas penyakit TB bisa meningkat.
 
"Kalau di trasportasi umum, biasanya orang desak-desakan, batuk, tidak pakai masker, jadi penularannya cepat. Orang harus tau, mana batuk yang normal, mana yang sudah terkena TB. Kalau ada stiker di bus kita bisa tahu. Harus pakai masker, kalau batuk ditutup," jelas Plt Gubernur DKI Jakarta Soni Sumarsono, yang juga menyambut baik program tersebut. 
 
Sementara itu, Dirut Transjakarta Budi Kaliwono menyebut, program ini tentu sangat berguna bagi para penumpang Transjakarta, mengingay bahwa saat ini Transjakarta memiliki 1.300 armada bus, dan dalam sehari bisa mengangkut 440 ribu orang. 
 
"Program ini pasti sangat berguna bagi pelanggan kami. Karenanya, kami menyediakan armada kami untuk mempromosikan anti TB, yakni berupa satu bus gandeng, yang akan 'bungkus' secara penuh untuk promosi," tutup dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI