Meskipun Bikin Gemas, Jangan Abaikan Tanda Anak Obesitas Ini!

Selasa, 01 November 2016 | 09:38 WIB
Meskipun Bikin Gemas, Jangan Abaikan Tanda Anak Obesitas Ini!
Ilustrasi obesitas pada anak. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Memiliki anak gemuk terkesan menggemaskan. Bahkan, tak sedikit orangtua bangga anak-anaknya tumbuh menjadi anak yang bertubuh gemuk. Padahal, di balik gemasnya anak berpipi bulat, tersimpan berbagai risiko kesehatan mematikan.

Disampaikan Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, dr Lily Sulistyowati, obesitas saat usia muda dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke, serangan jantung, diabetes, nyeri sendi, gangguan liver, hingga gangguan hormonal saat dewasa. Oleh karena itu, ia menghimbau, agar orangtua merubah pola pikir bahwa anak gemuk lebih menggemaskan.

"Obesitas harus dikendalikan karena berdampak langsung pada peningkatan penyakit tidak menular. Jadi orangtua jangan senang dulu kalau anaknya gemuk," ujar dia pada temu media peringatan 'Hari Obesitas Sedunia' di Jakarta, Senin (31/10/2016).

Meski demikian, ahli gizi Rita Ramayulis, DCN, M.Kes mengatakan bahwa indikator anak obesitas tak hanya dapat diukur dari indeks massa tubuh tapi juga disesuaikan dengan usia anak.

"Anak kan dalam masa pertumbuhan jadi harus dilihat usianya berapa, berat badannya berapa. Beda usia satu bulan saja sudah berbeda poinnya," tambah dia.

Meski demikian Rita mengatakan bahwa orangtua bisa menilai anaknya obesitas atau tidak, melalui gejala klinis fisik. Pada anak obesitas, pertambahan lemak akan membuat pipi anak semakin gembil, dengan wajah yang bulat atau dagu menjadi rata.

"Lehernya relatif pendek, perut membesar dan buncit. Kemudian ketika berjalan, paha kanan dan kiri akan bergesekan, sehingga lama-lama lutut anak menjadi hitam," terangnya.

Selain itu, obesitas juga membuat anak laki-laki seakan memiliki payudara karena membesarnya area bagian dada. Bahkan, obesitas juga membuat penis anak laki-laki terlihat kecil karena tertimbun lemak.

"Sedangkan anak perempuan yang obesitas biasanya menstruasinya juga lebih awal, misalnya usia 9 tahun sudah haid," ujarnya lagi.

Ia pun menghimbau, agar para orangtua terus memantau tumbuh kembang anaknya melalui grafik untuk mendeteksi apakah anaknya tergolong obesitas atau tidak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI