Suara.com - Pingsan atau kehilangan kesadaran sering dianggap sepele oleh sebagian orang. Padahal, menurut dokter spesialis jantung pembuluh darah RS Jantung Harapan Kita, Yoga Yuniardi, pingsan juga bisa menjadi tanda adanya gangguan irama jantung atau fibrilasi atrium (FA).
Kehilangan kesadaran secara mendadak ini dia terjadi akibat penurunan aliran darah ke otak. Oleh karena itu, pingsan tak boleh dianggap enteng.
"Kalau pernah pingsan itu jangan disepelekan. Karena pingsan gejala serius, salah satunya faktor risiko gangguan irama jantung," ujar dr Yoga pada temu media Indonesian Heart Rythm Society (InaHRS) di Jakarta, Rabu (5/10/2016).
Ada banyak penyebab seseorang kehilangan kesadaran. Khusus untuk pingsan yang dipicu gangguan irama jantung, biasanya disertai dengan denyut jantung tak beraturan sebelumnya.
"Misalnya jantung berdebar cepat, meski nggak sampai pingsan tapi terasa kliyengan itu juga bisa gejala serius gangguan irama jantung. Dan organ yang berdampak adalah otak sehingga bisa hilang kesadaran atau pingsan," tambah dia.
Angka kejadian fibrilasi atrium di Indonesia, lanjut dr Yoga, mencapai 0.4-1 persen dari seluruh populasi. Semakin bertambah usia, maka risiko mengidap gangguan irama jantung semakin tinggi. Fibrilasi atrium sendiri bisa disebabkan karena adanya penyebab tertentu atau tanpa sebab.
"Kalau yang tanpa sebab ini biasanya memang khas. Pasien tidak mengalami kelainan struktural di jantung, tidak ada hipertensi atau faktor risiko lainnya tapi denyut jantung tidak teratur. Biasanya yang tanpa sebab ini muncul pada usia muda, dibawah 20 tahun juga bisa," lanjut dia.
Sedangkan gangguan irama jantung sekunder, muncul karena adanya penyakit penyerta. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko tertinggi yakni 3-5 kali lipat untuk gangguan irama jantung. Bahkan, 20-40 persen penderita hipertensi memiliki peluang tinggi mengidap fibrilasi atrium ini.
"Penyakit lainnya yang memicu gangguan irama jantung antara lain diabetes, peningkatan hormon tiroid, obesitas, dan penyakit jantung koroner," pungkasnya.