Cemas dan Takut, Apa Bedanya?

Kamis, 12 November 2015 | 09:16 WIB
Cemas dan Takut, Apa Bedanya?
Ilustrasi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kondisi cemas dan takut dalam menghadapi sesuatu seringkali sulit dibedakan. Padahal, antara cemas dan takut memiliki fase yang berbeda dalam gangguan kesehatan jiwa.

Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia, dr. Danardi Sosrosumihardji, SpKJ(K) menjelaskan bahwa cemas tergolong dalam patologi, sementara takut termasuk fisiologi sementara.

"Kalau cemas itu khawatir yang berlebihan, padahal sesuatu yang dikhawatirkan belum tentu terjadi. Jadi belum terjadi sudah ada gejala jantung berdebar, keringat dingin, bahkan sampai sakit kepala," ujarnya pada Pfizer Press Circle di Jakarta, Rabu (11/11/2015).

Sedangkan ketakutan, lanjut Danardi, terjadi ketika seseorang sedang menghadapi suatu kondisi yang membuatnya menderita. Ia mencontohkan, jika seseorang sedang berhadapan dengan perampok, gejala fisiologi pada tubuhnya merupakan ketakutan.

"Misalnya ada harimau mengaum didepannya, rasa lemas dan gejala keringat dingin seperti ingin menyelamatkan diri menandakan bahwa ia ketakutan," imbuh Danardi.

Menurutnya, baik cemas atau takut merupakan kondisi normal yang dialami seseorang sehari-hari. Namun yang patut dikhawatirkan ketika seseorang mengalami rasa cemas dan takut secara berlebihan tanpa sebab yang jelas dan berulang.

"Kalau yang sudah tergolong 'gangguan' biasanya ketika seseorang sudah tidak mampu menangani rasa cemasnya. Di kondisi seperti ini sebaiknya Ia mengonsultasikannya ke psikiater," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI