Gampang Lebam? Bisa Jadi Tanda Hemofilia
Rabu, 15 April 2015 | 19:03 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Pada penyandang hemofilia yang mengalami luka, maka perdarahannya berlangsung lebih lama ketimbang perdarahan yang dialami orang normal.
Menurut Prof. dr. Djajadiman Gatot, SpA (K) dari Divisi Hematologi RSCM, hemofilia merupakan penyakit yang diderita seumur hidup. Sehingga penanganannya harus dilakukan jangka panjang dan membutuhkan biaya yang sangat besar.
"Pasien hemofilia tidak hanya membutuhkan pengobatan secara intensif, tetapi juga membutuhkan dukungan moral dari keluarga. Hal ini sangat penting agar mereka memiliki kepercayaan diri serta memiliki semangat untuk tetap sehat," ujarnya pada konferensi pers Hari Hemofilia Sedunia 2015, yang digelar Novo Nordisk di Jakarta, Rabu (15/4/2015).
Bicara soal gejala, menurut Prof. Djaja, penyandang hemofilia biasanya mudah mengalami lebam biru berukuran besar, sendi terasa nyeri dan membengkak, hingga perdarahan yang sulit untuk dihentikan.
"Ada tiga tipe tingkatan, ringan, sedang, dan normal. Kalau berat bisa diketahui sejak lahir, seorang bayi belajar merangkak terus langsung lebam biru-biru di bagian tubuh yang terkena lantai. Sementara yang sedang, jatuh lalu membengkak bekasnya. Kalau yang ringan dipukul keras baru membiru," imbuhnya.
Sayangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat Indonesia terhadap hemofilia masih terbatas. Tak jarang terjadi keterlambatan diagnosis yang mengakibatkan penanganannya menjadi tidak optimal.
BERITA TERKAIT
Cegah Diabetes! Wamenkes Ingatkan Pentingnya Cek Gula Darah Rutin
28 November 2024 | 11:34 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Health | 15:27 WIB
Health | 11:34 WIB
Health | 17:01 WIB
Health | 11:05 WIB
Health | 19:07 WIB