Sebelum meninggal dunia pada hari Jumat, 5 Mei 2017, musikus legendaris Bartje Van Houten punya cita-cita yang belum diwujudkan.
Jimmy Van Houten, anak pertama gitaris band D'Lloyd itu, mengatakan jika Bartje ingin karya-karya lagu yang diciptakan musisi Indonesia bisa dihargai sampai ke luar negeri, termasuk mendapatkan royalti yang layak.
Selain itu, Jimmy mengaku tak punya firasat sedikit pun ayahnya bakal meninggal dunia di hari Jumat. Apalagi, Bartje sebelumnya tak punya keluhan sakit atau memiliki riwayat sakit.
"Tidak ada pesan dan firasat sama sekali. Beliau tidak sakit dan tidak ada riwayat penyakit yang serius.Bahkan 30 tahun terakhir tidak pernah dirawat di rumah sakit," jelas Jimmy kepada Suara.com, Sabtu malam (6/5/2017).
Bartje merupakan pendiri D'Lloyd pada tahun 1969. Dia banyak menciptakan lagu bernuansa ballad dan meratap. Musik D'Llyod juga menggambarkan situasi politik dan sosial tahun 70-an.
Lagu-lagu D'Lloyd sudah menjadi legenda karena penggemarnya belum juga lekang sampai sekarang. Lagu ciptaan Bartje sudah dikenal baik oleh masyarakat, termasuk "Apa Salah dan Dosaku" dan "Hidup di Bui".
Jenazah Barthe akan dimakamkan pada hari ini, Minggu, 7 Mei 2017 di Taman Pemakaman Uumum, Menteng Pulo, Jakarta Selatan, pada pukul 12.00 WIB.
Jenazah Barthe akan dimakamkan pada hari ini, Minggu, 7 Mei 2017 di Taman Pemakaman Uumum, Menteng Pulo, Jakarta Selatan, pada pukul 12.00 WIB.