Suara.com - Mendengar judul film Bid'ah Cinta, mungkin sebagian orang berpikir film ini bakal menghadirkan kisah religi yang sarat dengan pertentangan agama Islam.
Tapi, jangan dulu menghakimi sebelum nonton filmnya, begitu menurut sutradara Nurman Hakim ketika datang ke redaksi Suara.com bersama dua aktor film ini, Dimas Aditya dan Yoga Pratama.
Sutradara yang memelihara janggut dan berkacamata ini menegaskan bahwa Bid'ah Cinta menggambarkan realitas agama di Indonesia yang berbeda-beda aliran.
Di film ini memperlihatkan bagaimana kelompok Islam puritan bersinggungan dengan Islam tradisional. Konon kabarnya, agama Islam di Tanah Air mencapai 72 aliran.
Baca Juga: Musik Soundtrack film "Star Trek" Bisa Bikin Perempuan Orgasme?
Jika melihat trailer film berdurasi 1 menit 54 detik, seolah-olah film ini sarat dengan pertentangan akibat aliran yang berbeda. Namun, hal itu dibantah Nurman.
Nurman bilang, film produksi Kaninga Pictures ini bukan bergelut di antara perseteruan aliran. Justru Bid'ah Cinta sesuai dengan judulnya, permasalahan cinta antara Kemal (Dimas Aditya) yang menganut Islam puritan dengan Khalida (Ayushita) yang menganut Islam tradisional.
"Film ini memotret Islam yang ada di indonesia yang kelompok masing-masing punya pandangan berbeda, tapi film ini bukan tentang itu. Itu hanya sebagai latar belakang, film ini banyak bicara soal cinta," ujar Nurman, Kamis (23/2/2017).
Ketika ditanya adegan paling sulit ketika syuting, Dimas merasa justru bukan adegan dialog, tapi adegan saat dia harus menolehkan kepalanya. Adegan itu harus diulang-ulang hingga memakan 18 take.
"Yang paling susah waktu adegan waktu Kamal emosi, terus Kamal mau pergi, wah, itu gak ada dialog, adegan cuma lihat ke belakang diulang-ulang terus, emosinya gak dapet," kenang Dimas.
Baca Juga: Hanung Ngebet Filmkan Novel Pramudya Ananta Toer
Untuk melakoni tokoh Kemal, Dimas juga melakukan riset langsung ke lapangan. Suami Tika Bravani itu menyambangi daerah-daerah di wilayah Betawi yang dikenal kental agama Islamnya.