Cuekin Hadiah Nobel Sastra, Bob Dylan Dicap Sombong

Liberty Jemadu Suara.Com
Sabtu, 22 Oktober 2016 | 19:57 WIB
Cuekin Hadiah Nobel Sastra, Bob Dylan Dicap Sombong
Mural wajah penyanyi Amerika, Bob Dylan, karya senian Brasil, Eduardo Kobra di Minneapolis, Minnesota, AS pada 15 Oktober lalu (AFP/Stephen Maturen).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang anggota senior Akademi Sains Kerajaan Swedia, lembaga yang setiap tahun menganugerahkan penghargaan Nobel di dunia, mengatakan bahwa Bob Dylan adalah seorang yang "sombong dan tidak sopan". Dylan adalah pemenang Nobel Sastra tahun ini.

Sejak diumumkan sebagai pemenang Nobel Sastra pada 13 Oktober lalu, penyanyi dan pengarang lagu Amerika Serikat itu telah berkali-kali dihubungi oleh akademi tersebut, tetapi ia tak merespon.

Saat tampil di hadapan publik dan ketika ditanyai media, Dylan juga tak berkomentar apa-apa soal penghargaan bergengsi itu.

"Ini sangat tidak sopan dan sombong," kata Per Wastberg anggota senior Akademi Sains Kerajaan Swedia dalam sebuah acara di stasiun televisi SVT.

Beberapa jam setelah diumumkan sebagai pemenang Nobel Sastra, Dylan sendiri tampil dalam sebuah konser di Las Vegas AS. Ia sama sekali tak menyinggung soal Nobel Sastra dalam konser tersebut.

Konser itu sendiri diakhirinya dengan menyanyikan lagu Frank Sinatra berjudul "Why To Change Me Now?", yang oleh sebagian pihak dimaknai sebagai penegasan sikap musisi 75 tahun itu yang selalu menjauhi sensasi.

Hadiah Nobel akan diserahkan kepada para pemenangnya pada 10 Desember di Stockholm oleh Raja Carl XVI Gustav dari Norwegia. Belum diketahui, apakah Dylan akan hadir di sana.

Tetapi ini bukan pertama kalinya hadiah Nobel diabaikan oleh pemenangnya. Menurut Anders Barany, yang juga anggota Akademi Sains Kerajaan Norwegia, Albert Einstein juga pernah mengabaikan Nobel Fisika yang dimenangkannya pada 1921.

Pada 1964, filsuf dan sastrawan Prancis, Jean-Paul Sartre juga menolak Nobel Sastra yang dianugerahkan kepadanya. (The Guardian)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI