Suara.com - Wahyuhono Adi Paripurno, salah seorang pendiri sekaligus anggota Padepokan Brajamusti, mengungkap awal terbentuknya padepokan tersebut.
Wahyu mengatakan, padepokan itu awalnya terbentuk di awal tahun 2000-an. Kala itu, pihaknya bertemu dengan Aa Gatot di Surabaya, Jawa Timur.
"Waktu itu, di Surabaya, saya bertemu Aa Gatot dan kami kebetulan jawara-jawara semua. Jadi, ya di situ awalnya," ujar Wahyu saat ditemui di kantor kuasa hukum Suhendra Asido Hutabarat, kawasan Slipi, Jakarta Barat, Selasa (13/9/2016).
Jawara-jawara Surabaya itu diajak berguru oleh Gatot. Mereka lantas diajarkan mengolah ilmu kanuragan (tenaga dalam).
"Di Surabaya, jawara-jawaranya itu santrinya Aa, lho. Waktu awal dulu, kami kan masih muda-muda, inginnya jadi jawara lalu Aa bilang, 'Jangan jadi jawara, pasti dicoba orang', lalu diajarkan sama Aa," cerita Wahyu.
Dari sanalah Gatot mengajak Wahyu dan teman-temannya berguru di Sukabumi, Jawa Barat. Nama padepokan sendiri, diambil dari nama Gatot, yaitu Padepokan Brajamusti yang berarti ilmu tenaga dalam yang paripurna.