Suara.com - Kasus penelantaran ibunda Roro Fitria yang diduga dilakukan sebuah rumah sakit di Jakarta berbuntut panjang. Setelah datang ke Kementerian Kesehatan, Roro berencana mengadukan masalah ini ke Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK).
"Kami akan ke MKEK (Majelis Kehormatan Etik Kedokteran), secepatnya kita akan ke sana. Harapan kita ini menjadi perhatian. Kemenkes harus jadi jembatan rumah sakit dan kita agar tidak ada korban lain," tandas Roro.
Roro kesal ibundanya yang sedang sakit dan butuh penanganan medis segera malah ditelantarkan. Somasi sudah dilayangkan Roro ke RS dan oknum suster berinisial M, namun tak digubris.
"Suster M meminta saya untuk berikan laporan ke customer service, bukan memberikan solusi atau arahan lain kepada saya. Jadi saya jawab tantangan suster M, saya berdiri di Kemenkes," kata Roro ditemui di Kemenkes, Jakarta Selatan, Rabu (10/8/2016).
Sebelumnya, hari ini, Rabu (10/8/2016), Roro mengadukan kasus ini ke kantor Kementerian Kesehatan di Jakarta Selatan.
"Ini silaturahmi ke Kemenkes dan pengaduan resmi tindak lanjut atas somasi ke RS J kepada dokter SH. Telah menelantarkan ibunda saya karena keadaan ibu saya menurun," kata Roro di Kemenkes.
Peristiwa penolakan sang bunda, cerita Roro, terjadi pada 30 Juli lalu. Padahal, sehari sebelumnya, dia sudah melakukan pendaftaran atas nama ibundanya.
"Pukul 12.00 (30 Juli) saya telepon lagi minta disambungkan ke suster untuk memastikan. Telepon lagi pukul 13.50 karena macet. Pas telepon terakhir, kata suster ditolak," ujarnya.
Roro kecewa mengingat kondisi sang ibu cukup memprihatinkan dan butuh penanganan medis segera. Apalagi, obat yang biasa rutin diminum ibundanya habis.