Suara.com - Berhasil menjadi seorang comic, tidak membuat seorang Ernest Prakasa merasa puas diri. Bahkan jebolan ajang 'Stand Up Comedy Indonesia' 2011 itu, mencoba kebolehannya menjadi seorang penulis skenario sekaligus sutradara.
Diakui Ernest bekerja di balik layar memiliki tantangan dan tingkat kesulitan yang berbeda dibanding ketika dirinya beraksi di depan kamera.
"Comic nyiapin materi sendiri, nulis sendiri. Kalau di film jadi sutradara team work. Mindset kita apa-apa selalu andalkan tim," kata Ernest saat ditemui jumpa pers Film 'Ngenest' di Grand Central, Bulungan, Jakarta Selatan, Selasa (15/12/2015).
Namun demikian lelaki berdarah Tionghoa itu, mengaku masih nyaman saat berdiri membawakan materi "stand up".
"Stand up sudah merasa nyaman karena sudah 4 tahun. Kalau Sutradara kan baru," lanjutnya.
Tak pelak dalam menjadi seorang sutradara, Ernest kerap bertukar pikiran dengan seniornya, Raditya Dika. Bahkan baginya seorang Radit adalah mentornya untuk menjadi seorang sutradara.
"Mereka kasih contoh. Gue lebih pede karena mereka memulai. Radit mentor lah. Gue suka konsul sama dia. Dia berpengalaman dan nggak pelit ilmu," tandasnya.