Hanson International Galang Dana Lewat Obligasi

Adhitya Himawan Suara.Com
Senin, 16 Januari 2017 | 12:32 WIB
Hanson International Galang Dana Lewat Obligasi
Pembangunan perumahan di kawasan Maja, Kabupaten Lebak, Banten, Sabtu (27/8/2016). [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Hanson International (MYRX) Tbk berniat menggalang dana dari publik lewat penerbitan obligasi. Dana hasil penerbitan obligasi bakal digunakan untuk akuisisi lahan.

Direktur PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee, mengatakan pihaknya melihat MYRX tengah menargetkan perolehan dana sebesar Rp2 triliun dari penerbitan obligasi berkelanjutan. Dia memproyeksi nilai emisi mencapai Rp500 miliar untuk setiap penerbitan.

MYRX itu tengah mempersiapkan proses pemeringkatan kepada lembaga pemeringkat. Saat ini, MYRX menyandang peringkat idBBB dari PT Pemeringkat Efek Indonesia. Ia mengatakan, perseroan membutuhkan pendanaan di luar pinjaman perbankan untuk menambah lahan. Berdasarkan laporan keuangan Hanson, per Juni 2016 total tanah yang belum dikembangkan oleh perseroan mencapai 2.410 hektare.

"Jumlah tersebut berkurang 128,18 hektare dibandingkan dengan posisi Desember 2015," kata Hans.

Baca Juga: Wapres JK Kritik Tingginya Suku Bunga Bank

PT Semen Indonesia (SMGR) Tbk membukukan penjualan semen 26,5 juta ton sepanjang 2016. Angka ini hanya naik tipis 0,4 persen dari penjualan semen pada 2015. Meski begitu, penjualan SMGR sejalan dengan penjualan semen nasional yang stagnan, sebesar 62 juta ton. Curah hujan yang lebih tinggi menghambat penjualan semen.

SMGR menargetkan penjualan semen di 2017 meningkat 4 persen menjadi 27,6 juta ton. Perusahaan pelat merah ini juga mendorong penjualan regional dengan membidik penjualan minimal 1,5 juta ton. Untuk itu, SMGR menyiapkan belanja modal alias capital expenditure (capex) men-capai Rp 6 triliun. SMGR akan menggunakan sebagian besar belanja modal untuk membangun pabrik di Pidie dan Kupang, dengan kapasitas 2,5 juta hingga 3 juta ton per tahun.

"Nilai Investasi masing-masing pabrik berkisar Rp 3 triliun sampai Rp 4 triliun," pungkas Hans.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI