Solusi Mentan, 'Gerakan Menanam Cabai' di saat Cabai Super Mahal

Kamis, 12 Januari 2017 | 14:00 WIB
Solusi Mentan, 'Gerakan Menanam Cabai' di saat Cabai Super Mahal
Pedagang cabai di pasar tradisional Jembatan Lima, Jakarta, Senin (9/1). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengajak ibu rumah tangga untuk menggalakkan Gerakan Tanam Cabai. Satu rumah paling tidak tanam 5 pohon.

"Gerakan menanam cabai ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan lahan pekarangan untuk ditanami berbagai jenis sayur dan cabai. Hal ini penting dilakukan untuk menyikapi fluktuasi harga cabai yang terjadi setiap tahun," kata Amran di Kendari, Kamis (12/1/2017).

Amran Sulaiman berada di Kendari dalam rangka panen pedet sapi Bali di Kabupaten Konawe Selatan dan penanaman jagung di Kabupaten Konawe Utara.

Menurut Amran, untuk mengatasi masalah fluktuasi harga cabai sebenarnya hanya butuh kemauan masyarakat atau warga. Sebab cukup dengan media sederhana seperti polibek, sudah bisa menghasilkan cabai.

Baca Juga: Ahok Akui Dulu Belum Bisa Bereskan Soal Harga Cabai

"Kalau ibu-ibu bisa mengurangi ngegosip lima menit sehari kemudian digunakan menanam cabai lima pohon, maka tuntas persoalan cabai karena lima pohon itu bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga beberapa bulan," katanya.

Menurut dia, keberhasilan Kementan meningkatkan produksi 13 komoditas pangan menjadi tenggelam hanya karena persoalan cabai.

"Beberapa hari terakhir ini, kami merasa terganggu harga cabai rawit yang meningkat. Tapi terima kasih itu mendorong saya membuat lompatan atau terobosan untuk meningkatkan produksi cabai," katanya.

Keuntungan menanam cabai untuk kebutuhan sendiri, kata Amran, akan diperoleh cabai segar, menekan pengeluaran belanja dan menekan inflasi.

"Harga cabai ini menjadi salah satu pemicu inflasi sehingga perlu ada gerakan yang sederhana seperti tanam cabai lima pohon per rumah yang manfaatnya sangat besar," katanya. (Antara)

Baca Juga: Ekonom ITB: Jangan Ada Kartel Cabai

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI