Pendiri Usaha Kecil Menengah (UKM) Center Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Nining Soesilo, mengkritik kecilnya kontribusi koperasi dalam perekonomian Indonesia. Di banyak negara yang jauh lebih kecil dari Indonesia, kontribusi koperasi bagi perekonomian nasional negaranya justru jauh lebih besar daripada di Indonesia.
"Sebagai contoh Kenya, salah satu negara di Afrika. Disana, Gross Product Domestic (GDP)-nya cuma sepertiga dari Indonesia. Tetapi perkoperasian di Kenya mampu menyumbang 43 persen dari GDP nasional Kenya. Bahkan Denmark, koperasi disana mampu berkontribusi sampai 68 persen dari GDP nasional," kata Nining saat dihubungi Suara.com, Selasa (12/7/2016).
Sebaliknya, di Indonesia meski GDP-nya cukup besar dibanding banyak negara lain di dunia, namun kontribusi perkoperasian baru mencapai 1,7 persen dari GDP nasional. Kontribusi koperasi dalam perekonomian Indonesia bahkan menurun saat ini dibanding zaman awal kemerdekaan. Pada tahun 1945, kontribusi koperasi bagi ekonomi Indonesia mencapai 2,5 persen. "Jadi setelah lebih dari 70 tahun merdeka, kontribusi koperasi bukannya meningkat, tetapi justru menurun bagi perekonomian nasional," ujar Nining.
Kondisi ini tak lepas dari tidak sehatnya kondisi gerakan koperasi di Indonesia. Meskipun memiliki 209 ribu koperasi yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia, hanya 30 persen yang masih dibilang aktif. Sisanya 70 persen sudah tidak aktif lagi. "Ini perlu aturan kepailitan koperasi yang lebih jelas dan mudah. Kalau Perseroan Terbatas (PT) aturannya kan jelas untuk dinyatakan bangkrut atau pailit. Nah untuk koperasi, ini tidak ada. Akibatnya seperti sekarang, banyak koperasi yang meski masih eksis, tetapi tidak jelas lagi aktivitasnya," tutur Nining.
Sebelumnya, dalam peringatan Hari Koperasi Nasional ke-69, Selasa (12/7/2016), Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga berjanji akan membenahi koperasi di Indonesia.Puspayoga mengatakan, koperasi di Indonesia harus bisa berkembang mengikuti perkembangan zaman. Untuk itu koperasi harus berubah menjadi lebih modern dengan mengikuti perkembangan teknologi.
Menurutnya ada tiga hal yang akan menjadi reformasi koperasi, yakni Rehabilitasi, Reorientasi dan Pengembangan. Reformasi koperasi, bagi Puspayoga, merupakan bagian dari usaha pemerintah membangun ekonomi kerakyatan. Karena dengan membangun koperasi pada akhirnya adalah mendorong pengembangan UKM.